TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Sarlito Wirawan angkat bicara terkait dengan pembunuhan yang dilakukan anggota Satuan Intelijen dan Keamanan Kepolisian Resor Melawi yang diduga mengidap skizofrenia, Brigadir Petros Bakus, terhadap kedua anaknya.
Menurut Sarlito, skizofrenia dapat dideteksi sejak dini. "Skizofrenia sekarang bisa dideteksi. Sebetulnya, kalau mau masuk polisi, sudah ketahuan kalau skizofrenia. Dites awal sudah ketahuan. Tidak bisa lolos dia," kata Sarlito saat dihubungi Tempo, Jumat, 26 Februari 2016.
Sarlito menjelaskan, skizofrenia bisa terjadi sejak seseorang lahir. Penyakit itu, menurut dia, juga tidak secara tiba-tiba menyerang seseorang. "Dia menahun, kecuali ada serangan tiba-tiba karena stres atau apa gitu, jadi skizofrenia akut," ujarnya.
Sarlito pun berujar, salah satu ciri pengidap skizofrenia adalah kerap berbicara ngawur. "Biasanya ngomong-nya ngaco," tuturnya. Namun Sarlito enggan menanggapi penyakit yang diduga diidap oleh Petros tersebut. "Itu harus diteliti. Harus tanya ke dokter yang memeriksa."
Brigadir Petros Bakus, 28 tahun, memutilasi dua anak kandungnya, FN, 4 tahun, dan AA, 3 tahun, pada Jumat, 26 Februari, sekitar pukul 00.00. Kejadian tersebut berlangsung di rumahnya yang terletak di asrama Polres Melawi, Pontianak, Kalimantan Barat.
Menurut keterangan istrinya, Windri, Petros kerap marah-marah selama sepekan terakhir, seperti ada makhluk halus yang mendatanginya dan bercerita sering mendapat bisikan.
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto menduga tersangka mengalami skizofrenia.
ANGELINA ANJAR SAWITRI