TEMPO.CO, Probolinggo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo akan melakukan transisi dari tanggap darurat bencana menjadi pemulihan bencana. Langkah ini dilakukan menyusul status aktivitas Gunung Bromo yang turun dari siaga atau level III menjadi waspada atau level II, Jumat siang, 26 Februari 2016.
“Kami akan mulai menarik seluruh peralatan dari lapangan,” kata Ketua Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Probolinggo, Dwijoko, kepada Tempo. Peralatan yang ditarik itu adalah tenda, toilet portabel, serta semua peralatan yang terkait antisipasi pengungsian saat erupsi Gunung Bromo. Selama masa pemulihan BPBD akan mulai menghitung kerugian yang dialami warga selama erupsi Gunung Bromo.
Gunung Bromo menyemburkan abu vulkanis selama erupsi sejak Desember 2015. Abu itu merusak tanaman sayuran milik penduduk. Pusat Vulkanologi, tidak merekomendasikan penduduk untuk mengungsi. Sepanjang erupsi Bromo berlangsung, penduduk tidak mengungsi. Meski begitu, BPBD Probolinggo tetap mengantisipasi selama status Bromo siaga.
Tidak hanya peralatan yang bakal ditarik, BPBD juga akan mencopoti baliho atau rambu-rambu peringatan serta rambu jalur evakuasi yang terpasang di daerah potensi bencana. "Kami akan mencopoti rambu-rambu peringatan di lapangan." Namun, wisatawan dan penduduk diminta tetap berhati-hati. Radius aman tetap diterapkan yakni dari sebelumnya 2,5 kilometer saat ini menjadi 1 kilometer dari kawah.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan Status Gunungapi Bromo dari Siaga atau level III menjadi Waspada atau level II. Keterangan itu didasarkan pada analisa vulkanik Gunung Bromo di Jawa Timur, baik berdasarkan data visual dan instrumental. "Penurunan status Waspada berlaku sejak Jumat, 26 Februari 2016, pukul 13.00." Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menyatakannya melalui keterangan tertulis, Jumat, 26 Februari 2016.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) Ayu Dewi Utari mengatakan kaldera akan dibuka menyusul penurunan status aktivitas Bromo menjadi waspada saat ini. "Kami akan rapat koordinasi dengan sejumlah instansi terkait terlebih dulu," kata Ayu. Rapat koordinasi itu digelar Sabtu pagi besok, 27 Februari 2016. Jika tidak ada masalah, kaldera akan dibuka untuk wisata besok, Sabtu, 27 Februari 2016 pukul 13.00.
DAVID PRIYASIDHARTA