TEMPO.CO, Banjarmasin - Pemerintah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, tidak berharap fenomena gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 2016 bisa meningkatkan arus wisatawan ke daerahnya.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Tabalong Zain Ramli mengaku pesimistis turis luar daerah mampir ke Tabalong karena perlambatan ekonomi lokal dan nasional.
Zain mengatakan tingkat hunian hotel tidak bisa diandalkan ihwal peristiwa alam GMT. “Ada kaitannya dengan ekonomi nasional,” ujar Zaim Ramli kepada Tempo di Banjarmasin, Rabu, 24 Februari 2016.
Baca juga: Cara-cara Ini Tidak Aman untuk Saksikan Gerhana Matahari
Zain menambahkan, pemerintah pusat berfokus menggencarkan promosi wisata GMT di wilayah Sumatera dan Maluku Utara. Itu sebabnya, ia cuma mempromosikan wisata GMT kepada penduduk Kabupaten Tabalong.
Toh, Zain mengaku tetap mempersiapkan aneka macam festival menyambut GMT. Zain mengatakan pemerintah daerah menyiapkan acara panggung budaya; pameran foto dan tanaman hias; fasilitas kacamata dan teropong; lari mengejar matahari; astronomic orienteering game; dan susur wisata kota Tanjung. Sebanyak 21 unit hotel, terdiri atas sepuluh hotel berbintang dan sebelas unit hotel melati, siap menampung wisatawan.
Di Kalimantan Selatan, GMT dapat dinikmati di Kota Tanjung (ibu kota Kabupaten Tabalong), Paringin (ibu kota Kabupaten Balangan), dan Amuntai (ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara). Di Kota Tanjung, durasi waktu GMT selama 2:28 detik. Adapun di Kota Paringin selama 2:8,1 detik, dan di Kota Amuntai GMT selama 1:50,6 detik. Di luar ketiga kota tadi, sepuluh kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan cuma menikmati gerhana matahari sebagian.
Baca juga: H-2 Gerhana Matahari, Homestay di Palangkaraya pun Terisi
GMT di Kota Tanjung dimulai pukul 07.24 hingga 09.49 Wita. Sementara puncak GMT pada pukul 08.30-08.33 Wita atau berdurasi sekitar 2:28 detik. Di Kota Paringin dan Amuntai, puncak GMT pada pukul 08.31-08.32 Wita. Seperti di Tabalong, Pemerintah Kabupaten Balangan dan HSU juga menyiapkan beragam festival menyambut GMT di daerahnya.
Kepala Disporbudpar Kalimantan Selatan Mohandas Hendrawan mengatakan tidak menargetkan arus kunjungan wisatawan saat GMT di Kalimantan Selatan. Namun, dia berharap pemerintah daerah bisa mencuri kesempatan ini untuk mempromosikan potensi lain simpul pariwisata di daerah. Mohandas memprediksi, mendung bisa saja menggelanyut menjelang GMT di ketiga kota tersebut.
Baca juga: Ini Kacamata Hitam yang Cocok untuk Gerhana Matahari
Realisasi kunjungan wisatawan di Kalimantan Selatan pada 2015 sebanyak 654.787 orang, rinciannya wisatawan asing 26.934 orang dan 627.853 pelancong lokal. Jumlah itu naik dibanding capaian wisatawan pada 2014 sebanyak 623.719 orang, terdiri atas 26.395 wisatawan asing dan 597.324 domestik. “Mudah-mudahan ada kenaikan kunjungan. Kota Banjarmasin dan Banjarbaru juga siap menyambut GMS,” kata Mohandas.
DIANANTA P. SUMEDI