TEMPO.CO, Probolinggo - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo Dwijoko mengatakan banjir lahar dingin Bromo mengancam kawasan Probolinggo. Menurut dia, ada delapan kecamatan yang berpotensi terdampak luapan lahar dingin Gunung Bromo.
"Hampir setiap hari di kawasan Tengger hujan. Hujan deras dengan durasi lama berpotensi mengakibatkan bencana lahar dingin Bromo," ucap Dwijoko saat dihubungi melalui telepon, Rabu pagi, 24 Februari 2016.
Dwijoko berujar, aktivitas erupsi Bromo saat ini memang berpotensi mengalami penurunan. Namun potensi bencananya bergeser ke banjir lahar dingin pascaerupsi. Menurut dia, saat ini terpantau terjadi peningkatan debit lahar dingin. "Namun lahar dingin enggak sampai meluap ke permukiman penduduk," tuturnya.
Menurut Dwijoko, BPBD mewaspadai kemungkinan hujan dengan intensitas tinggi. "Kami sudah menerima laporan prakiraan cuaca rutin dari BMKG," katanya. Menurut dia, relawan BPBD rutin melakukan patroli di daerah rawan banjir lahar dingin. "Untuk mempercepat penyampaian informasi ketika harus segera mengambil langkah penanganan bencana.”
Dengan kondisi seperti itu, ucap Dwijoko, BPBD Kabupaten Probolinggo belum menurunkan status siaga bencana erupsi Bromo. "Kami masih menunggu informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Status Bromo hingga saat ini masih siaga," ujarnya.
DAVID PRIYASIDHARTA