TEMPO.CO, Pekanbaru - Banjir merendam areal persawahan di Provinsi Riau sehingga menyebabkan 2.464 hektare sawah puso atau gagal panen. Namun pemerintah Riau menegaskan banjir itu tak mempengaruhi ketersediaan beras hingga tujuh bulan ke depan. "Stok beras Riau aman," kata Kepala Humas Bulog Divre Riau-Kepri Hendra Gunafy, saat ditemui Tempo, Senin, 22 Februari 2016.
Hendra menegaskan Bulog masih menyimpan persediaan beras sebanyak 30 ribu ton untuk Riau dan Kepulauan Riau. Jumlah tersebut dinilai aman untuk kebutuhan pangan daerah itu hingga tujuh bulan ke depan. "Dengan kekuatan stok beras saat ini, masyarakat tidak perlu khawatir karena Bulog akan menjaga ketahanan pangan dalam kondisi apa pun," ujarnya.
Menurut Hendra, Bulog selalu memantau stok beras minimal 3 bulan menjelang habis. Untuk menjaga persediaan agar tetap aman, beras akan disuplai kembali ke gudang penyimpanan. "Jika stok menipis, kami drop lagi beras dari Jawa melalui stok beras nasional," katanya.
Masalahnya, sejumlah daerah produksi beras di Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur saat ini juga mengalami banjir yang merusak ribuan hektare sawah. Hal ini dinilai dapat mempengaruhi penurunan produksi nasional.
Toh Hendra menjamin persediaan beras Riau aman untuk tujuh bulan ke depan. “Tapi dampak banjir justru berpengaruh terhadap serapan beras lokal,” katanya. Tiap tahun Bulog mampu menyerap beras lokal hingga 1.000 ton per tahun. Namun, akibat banjir, serapan beras lokal diperkirakan menurun dari tahun sebelumnya.
RIYAN NOFITRA