TEMPO.CO, Bekasi - Sejumlah minimarket modern di Kota Bekasi, Jawa Barat, telah memberlakukan kantong plastik berbayar senilai Rp 200 mulai Ahad, 21 Februari 2016. Namun nilai itu dianggap masih terlalu rendah sehingga para konsumen tetap meminta plastik ketika berbelanja.
"Repot bawanya, makanya masih minta plastik," kata Iwan, 25 tahun, di Alfamart Jalan Juanda, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin, 22 Februari 2016.
Lagi pula, kata dia, harga yang dipatok untuk setiap plastik cukup murah, yaitu hanya Rp 200 sehingga daripada kembalian uang receh, lebih baik dipakai untuk membeli plastik.
Buruh pabrik di Kawasan Industri di Kabupaten Bekasi ini mengaku tak mempersiapkan kantong sendiri ketika belanja di minimarket tersebut. Soalnya, ia pergi ke minimarket tersebut hanya untuk membeli air mineral dan makanan ringan. "Mungkin kalau belanja banyak nanti bawa kantong sendiri," ujarnya.
Pegawai di minimarket tersebut, Aini, 23 tahun, mengatakan sebagian besar pembeli masih meminta plastik setiap belanja. Alasannya tak membawa kantong sendiri sehingga repot membawa barang belanjaan. "Kami selalu memberi tahu bahwa pemakaian plastik dikenakan biaya," kata Aini.
Baca Juga:
Sejumlah warga menilai, penerapan plastik berbayar di Kota Bekasi senilai Rp 200 cukup murah dibanding penghasilan sesuai dengan upah layak yang mencapai lebih dari Rp 3,2 juta. "Kalau kalangan menengah ke atas, penghasilan bisa di atas Rp 5 juta," kata Mahasiswa Universitas Islam 45 Bekasi, Dedi.
Menurut dia, dengan harga yang diberlakukan saat ini belum mampu membuat pembeli di minimarket beralih dari kantong plastik yang disediakan toko ke tas kantong atau sejenisnya yang dibawa sendiri. Menurut dia, setidaknya di Kota Metropolitan tersebut harga kantong plastik dipatok minimal Rp 1.000-5.000. "Seperti di Jakarta enggak apa-apa, jadi berasa kalau belanja pakai plastik," ujarnya.
Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi Supandi Budiman mengatakan pihaknya tak mempunyai wewenang menentukan harga plastik di minimarket. Namun, ia berpendapat, penerapan program dengan nilai tersebut bertujuan agar tak memberatkan masyarakat. "Tapi ada pesan agar tidak menggunakan plastik," ucapnya.
Ia menyebut jumlah minimarket di Kota Bekasi mencapai 800 unit. Jumlah konsumen rata-rata per hari mencapai 500 orang. Artinya, setiap hari, ada sekitar 400 ribu lembar plastik yang terbuang dengan asumsi satu konsumen satu lembar. "Kalau masyarakat sadar, bisa mengurangi ratusan ribu lembar sampah plastik per hari," kata Supandi.
ADI WARSONO