TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo pagi ini menerima kunjungan Grand Syekh Al-Azhar Prof Dr Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb dan Majelis Hukama Al-Muslimin di Istana Merdeka. Rombongan disambut Presiden di pintu Istana Merdeka sekitar pukul 10.20.
Presiden didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shihab, KH Hasyim Muzadi, dan Wakil Menteri Luar Negeri M. Fachir juga ikut dalam pertemuan tersebut. Rombongan Grand Syekh didampingi oleh Quraisy Shihab. Pertemuan yang berlangsung tertutup itu masih berlangsung hingga kini.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMA) yang juga Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Al-Azhar Indonesia (IAAI), Muchlis M. Hanafi, mengatakan kunjungan ini sangat penting dalam rangka mempererat hubungan di antara kedua negara, terutama pada bidang pendidikan, kebudayaan, dan dakwah keagamaan.
Kunjungan Grand Syekh Al-Azhar ini juga penting dalam mempererat hubungan antara masyarakat muslim Indonesia dan Al-Azhar. Menurut Muchlis, dalam konstitusi Mesir, Al-Azhar merupakan lembaga keislaman yang bersifat independen dan memiliki kewenangan melaksanakan semua kegiatan keislaman. Al-Azhar merupakan rujukan utama dalam ilmu keagamaan dan urusan keislaman yang bertanggung jawab melaksanakan dakwah serta menyebarkan ilmu keagamaan dan bahasa Arab di Mesir dan dunia internasional.
Jabatan yang diemban Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb saat saat ini adalah al-Imam al-Akbar (Imam Terbesar) Syekh Al-Azhar (dalam bahasa selain Arab biasa disebut Grand Syaikh); pemimpin tertinggi institusi Al Azhar Mesir, sejak 2010 menggantikan almarhum Prof Dr Muhammad Sayyid Thanthawi. Penetapan jabatan ini berdasarkan keputusan presiden, dengan masa jabatan seumur hidup. Menurut aturan protokol, jabatan ini setara perdana menteri.
Baca Juga:
ANANDA TERESIA