TEMPO.CO, Padang - Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, menjadi daratan pertama di Indonesia yang dilewati gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 2016. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Mentawai Desti Seminora mengatakan pihaknya hanya akan menggelar perayaan sederhana untuk menyambut fenomena alam tersebut.
"Karena tidak ada pos anggaran dari APBD Mentawai untuk merayakan acara ini, kami bekerja sama dengan resor Macaroni," ucap Desti. Ia mengaku hanya akan ada pertunjukan kesenian, kuliner, permainan tradisional, dan doa bersama lintas agama pada malam sebelum gerhana.
Dusun Seai Baru, Desa Sikakap, di Pulau Pagai Selatan tercatat sebagai lokasi pertama di Indonesia yang dapat menyaksikan gerhana matahari total pada pagi 9 Maret mendatang karena berada paling barat Indonesia. Kontak pertama gerhana akan terjadi pada pukul 07.20 WIB selama 2 jam 6 menit. Sedangkan durasi gerhana total selama 1 menit 51,6 detik.
Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Padang Panjang Rahmat Triyono menuturkan daratan Mentawai adalah tempat pertama yang dilalui gerhana matahari. “Sebenarnya dimulai di samudera, tetapi di sana kan enggak ada penduduknya, jadi dihitung dari Dusun Seai di Pulau Pagai Selatan kemudian Pesisir Selatan, Muko-Muko, Tanjung Pinang, Palembang, dan terus ke Indonesia bagian timur,” kata Rahmat.
Namun Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang tidak akan memantau gerhana di Mentawai karena keterbatasan transportasi laut. BMKG Padang Panjang memilih memantau GMT di Muko-Muko, Provinsi Bengkulu. Mereka bekerja sama dengan Stasiun Geofisika BMKG Kepahiang, Bengkulu.
"Kami memilih Muko-Muko karena gerhana di sana juga lebih pekat,” ucap Rahmat. Tim BMKG Padang Panjang menuju Muko-Muko pada 7 Maret mendatang dengan membawa peralatan detik-detik GMT melalui screen hasil pengamatan BMKG.
FEBRIANTI