TEMPO.CO, Banjarmasin - Ketua Umum Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) Sutiyoso mengatakan tidak berniat mencalonkan diri lagi sebagai ketua umum pada Musyawarah Nasional Orari, Oktober 2016. Ia berharap muncul ketua umum baru Orari yang lebih bisa mensolidkan organisasi tersebut.
“Saya sudah dua kali sebagai Ketua Umum Orari. Saya tekankan perlu pemimpin baru,” kata Sutiyoso setelah membuka Rapat Kerja Nasional Orari di Banjarmasin, Jumat malam, 19 Februari 2016.
Di tengah perkembangan teknologi komunikasi yang pesat, kata Sutiyoso, Orari mesti menyesuaikan diri dalam menjalankan tugas-tugasnya. Ia mencontohkan, Orari telah mencoba menggunakan pola komunikasi lewat video conference untuk koordinasi membahas beragam isu pada tingkat pusat dan daerah.
“Dengan melakukan ini (video conference), pengurus Orari daerah bisa membicarakan persoalan dengan pusat. Membahas isu yang sifatnya lokal dan regional,” ujar Bang Yos, sapaan Sutiyoso.
Menurut Kepala Badan Intelijen Negara itu, peran Orari sangat jelas, yakni sebagai cadangan komunikasi nasional. Karena itu, kerja Orari tetap dibutuhkan, terutama dalam menghadapi bencana alam. Sutiyoso mengklaim tak sedikit peristiwa bencana alam yang dikabarkan pertama kali oleh Orari. “Bencana tsunami dan pesawat jatuh juga tahu dari Orari. Setiap saat harus rela menjadi relawan dengan perangkat radio.”
Orari, kata Sutiyoso, bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam menghadapi bencana alam. Selain itu, Orari sudah terdaftar sebagai anggota International Amateur Radio Union. Sutiyoso menegaskan, Orari tetap dibutuhkan di tengah kemajuan teknologi komunikasi. Sambil berseloroh, Bang Yos mengatakan rela menempuh perjalanan selama 27 jam demi menghadiri Rakornas Orari ke-16 di Banjarmasin.
“Perjalanan paling lama yang pernah saya lalui. Saya langsung terbang dari Florida (di Amerika Serikat), transit di Hong Kong, Singapura, Cengkareng, Halim Perdanakusuma, dan terbang lagi ke Banjarmasin,” tuturnya.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor menuturkan Orari tetap dibutuhkan di tengah banjir teknologi komunikasi. Sahbirin meminta anggota Orari selalu meningkatkan kemampuan dan memperkuat koordinasi di antara lintas instansi. Koordinasi yang kuat, kata dia, sangat penting saat menghadapi aneka macam bencana di daerah.
DIANANTA P. SUMEDI