TEMPO.CO, Bangkalan--Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Windiyanto Pratomo mengatakan telah membentuk tim khusus untuk memburu sembilan pemuda yang diduga telah memperkosa secara bergiliran gadis dibawah umur berinisial H, 13 tahun. "Tim khusus ini dari satuan reserse, intel dan kepolisian sektor," kata Windiyanto, Jumat, 19 Februari 2016.
Menurut Windiyanto, tim khusus diberi tugas menangkap semua pelaku serta mencegah para tersangka melarikan diri ke luar daerah. Dia berharap para tersangka cepat ditangkap karena identitasnya sudah dikantongi polisi. "Kalau ada yang melarikan diri ke luar daerah, tetap kami kejar."
Di sisi lain, kata dia, polisi juga berusaha memulihkan kondisi mental korban. Salah satunya dengan metode konseling dari psikolog, Unit Perlindungan Anak, Bhayangkari dan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bangkalan. "Kondisi psikis korban sudah mulai pulih," kata dia.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bangkalan Nadifatul Qudsiyah mengatakan mengawal korban selama konseling hingga proses persidangan. "Saya tadi sudah ngobrol dengan korban. Alhamdulilah kondisi jiwanya sudah membaik, depresinya berkurang, sudah bisa senyum," kata dia.
Selama proses pemulihan, kata Nadifah, korban tetap tinggal di rumahnya di Desa Gempol, Kecamatan Geger. Tim dari Pusat Pelayanan Terpadu secara rutin akan mendatangi korban. "Idealnya ditempatkan di rumah khusus, tapi kami belum punya gedung," kata dia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bangkalan Ajun Komisaris Adi Wira Pratama mengatakan belum ada penangkapan tersangka baru dalam kasus itu. "Masih dua pelaku yang ditangkap, yaitu Imron, 17 tahun dan Adi Saputro, 19 tahun," katanya.
Perkosaan yang dialami H terjadi pada 7 Februari 2016. Saat itu H diajak temannya berjalan-jalan ke bukit yang terletak diperbatasan Desa Lergunong, Kecamatan Klampis dan Desa Gempol, Kecamatan Geger. Di sebuah gubuk di atas bukit itulah H diperkosa bergiliran oleh 11 pemuda.
Tersangka Imron mengaku saat dia sampai dibukit korban sudah terlentang. Kancing bajunya terbuka dan sarungnya tersingkap. Korban dalam keadaan mabuk setelah dicekoki minuman keras. "Korban hanya diam," ujarnya.
MUSTHOFA BISRI