Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gafatar Bisa Dianggap Makar, Begini Temuan Polisi  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Satu keluarga mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) turun dari bus yang menghantarkan mereka dari tempat penampungan asrama haji Donohudan Boyolali, Jawa Tengah menuju Youth Centre, Sleman, Yogyakarta, 29 Januari 2016. Total sebanyak 5 bus mengangkut mantan anggota Gafatar yang berasal dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. TEMPO/Pius Erlangga
Satu keluarga mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) turun dari bus yang menghantarkan mereka dari tempat penampungan asrama haji Donohudan Boyolali, Jawa Tengah menuju Youth Centre, Sleman, Yogyakarta, 29 Januari 2016. Total sebanyak 5 bus mengangkut mantan anggota Gafatar yang berasal dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta tengah mengumpulkan bukti bahwa Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) akan melakukan gerakan makar. Meski organisasi itu sudah menyatakan bubar pada Agustus 2015, pengurus dan pengikutnya masih sangat solid. “Sudah ada petunjuk gerakan ini mengarah ke makar,” ujar Ajun Komisaris Besar Djuhandani Rahadjopuro, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat 19 Februari 2016.

Petunjuk yang ditemukan antara lain dokumen yang menyebut enam fase Gafatar, yaitu fase sirron atau menyebarkan ajaran organisasi secara diam-diam. Lalu fase jahron, menyebarkan ajaran dan gerakan secara terang-terangan untuk merekrut anggota. Kemudian fase hijrah atau eksodus. Fase keempat adalah qital atau perang.

Fase kelima adalah fase futo atau mendekati kemenangan. Fase terakhir adalah fase Madilatul Munawaroh yakni fase kejayaan, saat anggota Gafatar berhasil menerapkan ajaran Gafatar di masyarakat. "Pemimpin Gafatar akan memimpin negara," kata dia.

Menurut Djuhandani, fase hijrah ini sebenarnya belum waktunya. “Tapi, mereka ingin mempercepat eksodus ke Kalimantan,” ujarnya. Rencana di Kalimantan itu memang bertani. Tapi ada agenda terselubung untuk menuju ke fase qital (perang). Dalam proses fase perang ini, anggota Gafatar akan dicuci otak untuk melakukan perang secara fisik. "Perang itu adalah perang terhadap orang yang menentang mereka. Tapi siapa yang menentang, mereka belum menjabarkannya,” ujar Djuhandani.

Djuhandani menilai, untuk menetapkan bahwa gerakan ini adalah makar, maka harus ada negara, ada pemerintah. “Dan, ada wujud perlawanan,” katanya. Djuhandani mengatakan bahwa dari petunjuk yang ada sementara ini, Gafatar masih dianggap tahap penistaan agama. "Nanti selanjutnya kami terus menyelidiki. Semoga itu (rencana makar) bisa terbukti," kata dia.

Kasus Gafatar ini terkuak dari hilangnya dokter Rica Tri Handayani dan banyak orang yang ikut eksodus ke Kalimantan. "Awal penyidikan adalah orang hilang dan kasus penculikan. Namun seminggu lalu kami sudah bisa menghubungkan kepergian dokter Rica dan lainnya terkait dengan organisasi, semua di bawah kendali Gafatar," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Djuhandani mengatakan, salah satu petinggi Gafatar yang ditangkap adalah Sigit, pejabat setingkat wakil bupati untuk wilayah Kulonprogo. Sigit disebut-sebut pihak yang mengendalikan kepergian dokter Rica dan banyak orang ke Kalimantan. Dua orang lain yang sudah ditetapkan menjadi tersangka adalah Eko Purnomo dan Veni Orinanda, pasangan suami istri yang melarikan Rica. "Mereka mengakui ini dikendalikan oleh organisasi Gafatar," kata dia.



MUH SYAIFULLAH

Daftar Putar Video tentang Gafatar:

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

2 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

6 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

17 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

21 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

41 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

47 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

48 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

54 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

56 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.