TEMPO.CO, Klaten - Anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Klaten, Inspektur Satu Sriyanto, dilaporkan memukul helm yang dikenakan Wiwin Susilowati, 32 tahun, saat operasi kendaraan bermotor di Jalan Raya Jogja-Solo Km 29 wilayah Kecamatan Klaten Selatan pada Senin lalu.
“Kejadiannya Senin pukul 09.30. Sorenya kami melapor ke (Seksi) Profesi dan Pengamanan Polres Klaten,” kata Sarip Nuruchman, 37 tahun, warga Desa Trunuh, Kecamatan Klaten Selatan, Rabu, 17 Februari 2016. Sarip adalah suami Wiwin.
Sarip mengatakan, saat itu Wiwin baru pulang memeriksakan anaknya yang berumur dua tahun tiga bulan di rumah sakit wilayah Kecamatan Wedi. Sepulang dari rumah sakit, Wiwin kemudian mengantarkan anaknya ke Al Hasna (TK Islam Terpadu dan Preschool) di Kecamatan Jogonalan.
Mengendarai Honda Scoopy dan memboncengkan anaknya di belakang, Wiwin yang melaju dari timur (arah Solo - Jogja) merapat ke lajur kanan. Sebab, sekolah anaknya berada di sisi utara jalan (arah Jogja-Solo). Adapun razia kendaraan bermotor dilaksanakan di tepi lajur kiri arah Solo-Jogja.
“Setelah tahu ada razia kendaraan, istri saya berupaya menyeberang ke lajur kiri. Tapi saat itu arus lalu lintas cukup ramai. Jadi harus pelan-pelan,” kata Sarip. Sesampainya di lajur kiri, Sarip berujar, istrinya terkejut karena helmnya dipukul dengan tangan kosong dari arah belakang.
“Padahal istri saya membawa surat-surat lengkap (SIM dan STNK), berhelm standar, dan lampu motor menyala. Apa kesalahan istri saya sampai harus dipukul helmnya,” kata Sarip. Saat ditanyakan alasan pemukulan itu, Sarip berujar, Iptu Sriyanto justru mempersilakan Wiwin melapor. “Petugas itu juga menunjukkan pangkat dan namanya yang tertera di seragam,” ujar Sarip.
Jika Wiwin dinilai melanggar peraturan lalu lintas, kata Sarip, polisi tidak perlu memukul helmnya. “Istri saya juga berpendidikan. Cukup diberitahu apa kesalahannya pasti sudah paham. Kalau memang bersalah, silakan ditindak sesuai hukum. Tidak perlu sampai dipukul di depan anak,” kata Sarip.
Atas peristiwa itu, Wiwin mengaku pusing dan sempat berobat di RS Cakra Husada Klaten. “Istri saya masih trauma,” kata Sarip. Dia menambahkan, alasannya melapor ke Seksi Propam Polres Klaten bukan lantaran dendam atau benci kepada polisi yang telah memukul helm istrinya. “Tujuan kami melapor agar kejadian serupa tidak terulang dan menimpa orang lain,” kata Sarip.
Menurut Kepala Satlantas Polres Klaten, Ajun Komisaris Indra Natanegara, Wiwin saat itu tidak mau menepi saat diberhentikan anggotanya untuk pemeriksaan kelengkapan berkendara. “Menurut keterangan Iptu Sriyanto, Bu Wiwin saat itu mengomel dan hendak menabraknya. Saat itulah Iptu Sriyanto secara refleks menowel (mencolek) helmnya. Bukan memukul,” kata Indra.
Indra menambahkan, Kepala Polres Klaten Ajun Komisaris Besar Faizal telah menginstrusikan agar diupayakan langkah mediasi (secara kekeluargaan). “Kemarin kami sudah ke rumahnya (Wiwin) untuk meminta maaf. Tapi (Wiwin) belum menerima (permintaan) maaf kami,” kata Indra.
DINDA LEO LISTY