TEMPO.CO, Jakarta - Pelantikan bupati dan wali kota terpilih di Jawa Timur hari ini dilantik Gubernur Jawa Timur di Surabaya. Kepolisian Resor Mojokerto bersama aparat TNI setempat tetap siaga di wilayah hukum setempat meski pelantikan digelar di Surabaya.
“Polri dan TNI di Mojokerto akan melakukan patroli dalam skala besar meski pelantikannya dilaksanakan di Surabaya,” kata Kepala Polres Mojokerto Ajun Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto, Rabu, 17 Februari 2016.
Polres Mojokerto juga membantu pengamanan Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto terpilih selama proses pelantikan. “Kami mengirimkan personel ke Surabaya untuk membantu Polrestabes Surabaya,” ucapnya.
Selain itu, Polres akan mengantisipasi kemungkinan pawai dari simpatisan atau pendukung Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto terpilih. “Kami pun mengantisipasi rencana pawai dari mereka. Jika tertib dan teratur, kami siap mengamankan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Operasional Polres Mojokerto Komisaris Harianto menuturkan sejumlah aparat kepolisian ditugaskan mengawal Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto terpilih.
“Ada 20 personel yang bertugas mengawal dari Mojokerto sampai Surabaya dan kembali lagi ke Mojokerto,” kata Harianto.
Sedangkan 62 personel ditugaskan melakukan pengamanan di obyek vital atau instansi pemerintahan, termasuk kantor Komisi Pemilihan Umum.
Dalam pilkada 9 Desember 2015, Kabupaten Mojokerto termasuk daerah rawan konflik karena persaingan antarcalon, terlebih setelah ada salah satu calon yang dibatalkan pencalonannya oleh KPU karena tak memenuhi syarat.
Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa kembali terpilih untuk masa jabatan 2016-2021. Kali ini, Mustofa berpasangan dengan Pungkasiadi. Mustofa-Pungkasiadi mengalahkan pasangan perseorangan Misnan Gatot-Rahma Shofiana. Sedangkan Wakil Bupati Mojokerto periode 2010-2015, Choirun Nisa, yang berpasangan dengan Arifudinsyah dibatalkan pencalonannya oleh KPU berdasarkan putusan Mahkamah Agung.
ISHOMUDDIN