TEMPO.CO, Tegal - Sebuah pohon asem berusia ratusan tahun tumbang setelah diterjang angin kencang dan hujan lebat di Tegal, Jawa Tengah, Minggu, 14 Februari 2016 petang. Pohon setinggi 30 meter itu menimpa SD Negeri Pesarean dan Kantor Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Batang pohon menimpa atap ruangan kepala desa setempat. Pohon juga menimpa gerbang sekolah dan tiga ruangan yang digunakan untuk kantor kepala sekolah dan ruang kelas.
Kepala Sekolah, Sumiyati, mengatakan kegiatan belajar mengajar dialihkan ke gedung lain yang terletak tak jauh dari lokasi kejadian. Jam belajar para siswa dibagi menjadi dua sesi yakni pagi dan siang. “Meskipun gedung rusak, sekolah harus tetap jalan. Kelas I, II, dan V yang biasa berangkat pagi sekarang berangkat siang,” kata Sumiyati, kepada Tempo di lokasi kejadian.
Sumiyati mengisahkan setengah jam sebelum pohon setinggi 30 meter itu tumbang, para siswa berkumpul sekolah. Padahal mereka yang baru saja pulang mengikuti lomba pramuka, menempati ruang yang tertimpa pohon. “Begitu mereka pulang, setengah jam kemudian pohon itu ambruk. Warga banyak yang khawatir,” katanya.
Selain bangunan, pohon berdiameter sekitar 150 sentimeter ini juga menimpa tiang listrik, gerobak bakso, dan dua sepeda motor yang terparkir di sebelahnya. "Dua sepeda motor itu rusak berat karena ikut tertimpa pohon," kata salah seorang warga, Wandi, 40 tahun. Batang pohon juga melintang menutup akses jalan desa.
Evakuasi berlangsung satu jam kemudian setelah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal datang ke lokasi. Hingga Senin pagi, 15 Februari 2016, proses evakuasi masih berjalan.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dan korban luka dalam peristiwa ini. Namun, kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Selain itu, arus listrik sempat terputus di beberapa kecamatan.
Menurut Wandi, pohon tersebut termasuk pohon yang dikeramatkan. Meski sudah tua, warga setempat tidak ada yang berani menebang pohon yang terletak di kawasan makam Amangkurat tersebut.
Menurut juru rawat situs purbakala dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tegal, Agus Soleh, pohon itu merupakan situs bersejarah. Saat ini masih ada empat pohon lagi yang umurnya hampir sama dengan pohon yang roboh. "Umurnya sekitar 300 tahun," kata Agus saat ditemui di lokasi kejadian.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ