TEMPO.CO, Padang - Ratusan masyarakat Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, masih terisolasi, setelah sepekan dilanda bencana tanah longsor.
"Ada ratusan warga yang masih terisolasi di Pasaman," ujar Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Minggu, 14 Februari 2016.
Menurut Irwan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana sudah mengirimkan helikopter ke lokasi tersebut untuk mendistribusikan logistik agar kebutuhan masyarakat di kawasan itu terpenuhi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat, R Pagar Negara, mengatakan ada sekitar 640 jiwa yang masih terisolasi di Kecamatan Mapak Tunggul Selatan. Mereka berasal dari tiga jorong. "Akses ke sana putus akibat longsor," kata Pagar.
Menurut Pagar, dari data yang dihimpunnya, ada sekitar 20 titik longsor yang menutup badan jalan hingga ke pemukiman warga, sehingga kendaraan tidak bisa melewati jalur tersebut. Karena itu, distribusi logistik dan obat-obatan menggunakan helikopter agar bisa menjangkau kawasan tersebut.
"Heli yang berangkat dari Lanud Tabung Padang, mendarat di lapangan terbuka di perbukitan Nagari di Pasaman,” ujar Pagar.
Pengiriman logistik menggunakan helikopter dilakukan selama dua hari. Heli mendistribusikan logistik dari Padang dan Lubuk Sikaping, Pasaman.
Pagar mengatakan, alat berat kesulitan mencapai titik longsor. Makanya, hingga saat ini tanah longsor belum bisa dibersihkan.
"Itu kendala kami. Alat berat itu tak bisa dibawa dengan truk. Alat berat berjalan sendiri ke titik-titik longsor itu," ujar Pagar.
Banjir dan longsor melanda tiga kecamatan di Kabupaten Pasaman terjadi Sabtu lalu, 6 Februari 2016. Lebih dari 2.000 jiwa mejadi korban banjir. Namun, yang terisolasi hanya di Nagari Muaro Sungai Lolo di Kecamatan Mapak Tunggul.
ANDRI EL FARUQI | FEBRIANTI