TEMPO.CO, Tegal - Sekujur tubuh bayi itu melepuh karena tersiram air panas. Sudah 15 hari, tubuh mungil Revansyah, bayi berusia delapan bulan ini tergolek tak berdaya di tempat tidur Rumah Sakit Adella, Tegal, Jawa Tengah. Balita asal Desa Trayeman, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal ini, harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit itu. "Lukanya hampir 90 persen," kata Rakhimin, 40 tahun, ayah korban, Jumat 12 Februari 2016.
Peristiwa nahas itu terjadi pada 29 Januari 2016 sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, Revansyah, sedang di rumah bersama ibunya, Sri Nur Santi, 30 tahun. Sri meninggalkan anak semata wayangnya itu untuk menanak nasi. "Saya taruh anak saya di gledegan (kereta jalan bayi). Saya kira sudah aman, tapi tiba-tiba dia menangis keras," kata Sri. Revansyah ternyata tersiram air teh panas dari teko yang tak sengaja ditumpahkannya.
Seketika Sri menjerit dan minta tolong kepada orang tuanya yang juga berada di rumah. Rakhimin yang sedang bekerja langsung pulang begitu mendengar kabar itu. Mereka membawa Revansyah ke rumah sakit. "Sampai di sana, anak saya langsung ditangani," ujar Rakhimin.
Luka yang dialami balita laki-laki itu tak cukup disembuhkan dengan penanganan biasa. Dia harus menjalani operasi beberapa tahap. Operasi tahap I sudah dilaksanakan. Revansyah dirawat di kamar kelas 1, karena harus berada di ruangan yang steril.
Sejak itulah Rakhimin dan Sri kebingungan membiayai ongkos operasi anaknya yang mencapai belasan juta. Penghasilan Rakhimin sebagai tukang cukur jelas tak cukup membayar tagihan. Uang simpanan mereka hanya sekitar Rp 2 juta. "Kami sudah mencari bantuan ke sana kemari, tapi hasilnya tidak maksimal."
Rakhimin juga sudah minta bantuan pemerintah kabupaten lewat Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial. Tapi pemerintah hanya bisa memberikan rekomendasi rujukan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. Soesilo untuk operasi berikutnya. "Kalau di RSUD mungkin ada keringanan, tapi kan di sini (RS. Adella) kami masih punya hutang banyak," kata dia.
Sementara itu, pejabat humas RS. Adella, Lesti Avanti, mengatakan biaya rawat inap selama 15 hari dan operasi tahap pertama mencapai Rp 16 juta. Orang tua Revansyah baru membayar Rp 2 juta. Pihaknya juga sudah menerima surat rekomendasi rujukan ke RSUD dr Soesilo dari Pemkab Tegal. "Kalau jadi, malam ini dirujuk ke RSUD (dr. Soesilo)," katanya.
Dia tak bisa menjamin bisa memberi keringanan biaya operasi dan rawat inap. "Ini kan rumah sakit milik perorangan, bukan yayasan atau milik pemerintah, jadi harus dikomunikasikan dulu ke pimpinan,” katanya.
Kini, Rakhimin dan Sri masih kebingungan bagaimana memperoleh uang untuk melunasi biaya rumah sakit. Padahal Revansyah harus segera dioperasi tahap II. Jika tidak, ancaman cacat permanen membayang-bayangi bocah malang itu.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ