TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI menggelar rangkaian kegiatan sejak awal Februari untuk memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2016. Salah satunya acara penanaman mangrove bekerja sama dengan Artha Graha Peduli yang digelar di Teluk Benoa, Bali, yang beberapa waktu lalu santer dikabarkan akan dialihfungsikan dari wilayah konservasi perairan menjadi area reklamasi.
Tindakan PWI tersebut disorot aktivis penentang reklamasi sebagai bentuk dukungan terhadap reklamasi Teluk Benoa. Ketua Umum PWI Margiono menampik anggapan tersebut. Ia mengatakan kegiatan tersebut untuk menggalakkan penghijauan.
“Ini kan kegiatan murni penghijauan. Kalau reklamasi, kami isinya enggak ngerti, kami ndak mendalami itu, tapi kalau penghijauan kami rasa perlu. Kita enggak ngomongi soal reklamasi, kami ngomong soal mangrove dan penghijauan,” kata Margiono saat dihubungi, Rabu, 10 Februari 2016.
Dalam acara yang digelar pada 7 Februari, disebutkan dalam undangan penanaman mangrove itu juga melibatkan jurnalis dari negara-negara ASEAN yang tergabung dalam konfederasi Jurnalis Asean yang sedang berada di Indonesia untuk menghadiri puncak HPN 2016 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Margiono berujar cukup banyak masyarakat yang antusias mengikuti acara tersebut. “Kebetulan saya enggak ada di sana, jadi teknisnya saya enggak tahu, tapi lumayan banyak yang ikut karena ini kan acara baik,” katanya.
Margiono menuturkan, dalam setiap penyelenggaraan kegiatan, pihaknya selalu berorientasi pada kegiatan sosial dan mengajak pihak-pihak yang mau ikut bekerja sama untuk mendukung acara mereka, termasuk pada acara penanaman mangrove dan perayaan HPN 2016 yang bekerja sama dengan Artha Graha. Ia mengatakan hal ini sudah dipersiapkan sejak satu tahun yang lalu.
Baca Juga:
“Setiap tahun, setelah selesai pelaksanaan Hari Pers, kami merencanakan perayaan selanjutnya dengan mengundang siapa pun. Kalau kami kan penghijauan, ada operasi katarak, ada hiburan rakyat, yang penting kegiatan sosial dan ada pengabdian, kesehatan, apa saja. Kalau ada Artha Graha, atau ada kaitannya dengan lain-lain, kami tidak tahu,” katanya.
Reklamasi Teluk Benoa seluas 700 hektare diprotes warga Bali. Mereka menilai penambahan daratan untuk tujuan komersial di kawasan konservasi itu bakal merugikan alam hingga merugikan nelayan setempat. Proyek reklamasi digarap oleh PT Tirta Wahana Bali Internasional, perusahaan di bawah grup Artha Graha.
DESTRIANITA K.