TEMPO.CO, Surabaya - Curah hujan yang begitu tinggi di Jawa Timur belum mengganggu dunia penerbangan di Bandara Juanda. Menurut Taufik Darmawan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Juanda, belum ada peringatan untuk dunia penerbangan karena intensitas hujan yang tinggi.
"Meski intensitasnya tinggi, hujan belum mengganggu dunia penerbangan di Jawa Timur," ujar Taufik, Rabu, 10 Februari 2016.
Taufik menjelaskan, saat ini adalah puncak musim hujan di Jawa Timur. Puncak curah hujan di Jawa Timur telah dimulai pada akhir Januari 2016. "Nanti kami prediksi baru menurun pada akhir Februari," ucapnya.
Kota Surabaya, tutur Taufik, berpotensi mengalami hujan sedang dengan suhu 18-29 derajat Celcius dan kecepatan anginnya 35 kilometer per jam. Sedangkan Kabupaten Sidoarjo berpotensi mengalami hujan lebat dengan suhu 24-32 derajat Celsius dan kecepatan anginnya 35 kilometer per jam. "Kondisi itu belum menimbulkan peringatan untuk pesawat," katanya.
Sedangkan daerah-daerah lain di Jawa Timur, seperti Kabupaten Malang, Mojokerto, Jombang, Magetan, Bojonegoro, dan Gresik, akan mengalami hujan dengan intensitas hingga 50 milimeter per hari. "Ini berpotensi menyebabkan banjir," ujar Taufik.
Hal sama dikatakan pegawai Bagian Hubungan Masyarakat PT Angkasa pura I Cabang Bandara Internasional Juanda, Liza Anindya. Dia menuturkan, sampai saat ini, belum ada gangguan penerbangan akibat cuaca hujan yang tinggi. Semua penerbangan berjalan normal. "Tapi saya masih perlu data yang lebih lengkap. Ya, sementara ini so far so good," ucapnya.
Hanya, penerbangan kemarin sempat terganggu karena landasan runway Juanda mengelupas. "Tapi hanya sementara," kata Liza.
Ihwal delay atau penundaan penerbangan pesawat yang terjadi, menurut Liza, untuk saat ini berkaitan dengan banyak faktor. Selain biasanya karena faktor kesiapan bandara tujuan, delay terjadi lantaran kedatangan pesawat. "Kalau delay, kan, sudah biasa, dan faktornya banyak. Jadi tak ada masalah," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah kabupaten di Jawa Timur terendam banjir. Kabupaten Sidoarjo, Bojonegoro, Mojokerto, bahkan Kota Surabaya dilanda bencana banjir karena curah hujan yang tinggi.
EDWIN FAJERIAL