TEMPO.CO, Banda Aceh - Banjir yang melanda sejumlah kabupaten di Aceh belakangan ini masih berpotensi terjadi. Menghadapi curah hujan yang masih tinggi, masyarakat diminta waspada.
“Pada Februari ini, curah hujan mulai sedang hingga tinggi,” kata Zakaria, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Blang Bintang, Aceh Besar, kepada Tempo, Selasa, 9 Februari 2016.
Menurut Zakaria, banjir masih berpotensi terjadi karena curah hujan masih mengancam sejumlah kabupaten, di antaranya Kabupaten Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Tengah, Aceh Barat, Kepulauan Simeulu, Subulussalam, dan Aceh Singkil. Masyarakat di pinggir aliran sungai diminta tetap waspada.
Di Aceh, Februari adalah peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Hujan diperkirakan baru menurun curahnya pada Maret 2016. “Saat kemarau, warga juga harus waspada dan mengantisipasi kebakaran hutan,” ujar Zakaria.
BMKG Blang Bintang, Aceh Besar, juga merekam aktivitas angin yang juga masih kencang di Aceh. Rata-rata saat ini kecepatannya 10-60 kilometer per jam.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf meminta masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan bencana. “Kami harap masyarakat senantiasa meningkatkan kesiagaan pada bencana melihat cuaca yang akhir-akhir ini tidak menentu,” ucapnya.
Muzakir juga mengajak masyarakat melestarikan alam sebagai warisan dan untuk mengantisipasi bencana pada masa depan. Terkait dengan banjir yang terjadi di Subulussalam dan Aceh Singkil, pihaknya telah menginstruksikan dinas terkait untuk menanggulangi hal itu. “Kami akan bangun kanal dan normalisasi sungai yang menghubungkan Aceh Tenggara dengan Subulussalam,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir bandang yang terjadi di Singkil pada 31 Januari lalu telah menyebabkan tiga warga Desa Lae Sipola, Kecamatan Singkohor, tewas. Sebanyak 12 jembatan dan sejumlah ruas jalan rusak.
ADI WARSIDI