TEMPO.CO, Magetan - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu dan Sekitarnya (KPH Lawu DS) memberlakukan sistem buka - tutup di jalur pendakian Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sistem buka-tutup itu untuk menghindari jatuhnya korban saat terjadi bencana tanah longsor maupun badai pada akses menuju puncak Gunung Lawu.
"Saat hujan badai berlangsung pekan lalu, jalur pendakian kami tutup dan bila tidak tetap kami buka," kata Pejabat Hubungan Masyarakat KPH Lawu DS Dwi Sulistjorini, Selasa, 9 Februari 2016.
Menurut dia, penutupan jalur pendakian sempat diterapkan selama dua hari pada pekan lalu. Perhutani mengkhawatirkan para pendaki tertimpa pohon pinus berukuran besar yang dimungkinkan tumbang akibat diempas angin kencang. "Ini antisipasi kami saat cuaca ekstrem," ucap Lis, panggilan akrab Dwi Sulistjorini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magetan Agung Lewis menuturkan jalur pendakian Gunung Lawu melalui Cemoro Sewu merupakan salah satu titik rawan tanah longsor. "Karena itu, status siaga ditetapkan saat musim hujan seperti sekarang ini," katanya.
Selain Cemoro Sewu, kata Agung, titik rawan longsor juga di jalan raya Magetan - Karanganyar, Jawa Tengah, tepatnya di wilayah Kecamatan Plaosan. Sekitar 100 batang pohon berukuran besar rawan tumbang karena tumbuh di tebing yang mulai amblas. "Kami berencana memotognya," kata dia.
Baca Juga:
Namun fokus Badan Penanggulangan Bencana berada di Kecamatan Poncol. Sebab, kondisi tanahnya labil dan banyak permukiman penduduk berada pada tebing dengan kemiringan ekstrem. "Potensi longsornya paling tinggi dan membahayakan warga," ujar Agung.
NOFIKA DIAN NUGROHO