TEMPO.CO, Padang - Banjir yang merendam jalan utama Padang-Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, sudah surut. Dengan demikian, akses Jalan Lintas Sumatera itu kembali dapat dilintasi kendaraan.
Kepala Kepolisian Sektor Pangkalan Ipda Kalbert Jonaidi mengatakan akses Jalan Lintas Sumatera sudah mulai dibuka sejak Senin malam, 8 Februari 2016, setelah air mulai surut. Terjadi antrean panjang dari arah Bukittinggi dan Riau yang mencapai 10 kilometer. "Dua jam kami mengurai kepadatan kendaraan," ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa, 9 Februari 2016.
Saat ini, Kalbert berujar, warga yang sempat mengungsi sejak kemarin sudah mulai kembali ke rumah masing-masing. Mereka membersihkan rumah setelah direndam banjir dengan ketinggian mencapai 4 meter. (Baca juga: Banjir dan Longsor di Sumbar, 3 Titik Jalan Negara Terputus)
Kalbert melanjutkan, akibat banjir, sekitar seribu rumah terendam, termasuk kantor-kantor pelayanan masyarakat, seperti Mapolsek Pangkalan, puskesmas, sekolah, dan Kantor Pos "Ini kami sedang membersihkan Mapolsek bersama Kapolres Limapuluh Kota," katanya.
Sebelumnya, tingginya curah hujan di Sumatera Barat menyebabkan terjadinya banjir dan longsor di sepuluh kabupaten dan kota. Yang terparah terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok Selatan. Meluapnya debit air di Sungai Maek dan Sungai Batang Sinamar akibat hujan lebat menyebabkan banjir di Kabupaten Limapuluh Kota. Jalan utama Sumatera Barat-Riau juga terputus karena banjir di Kilometer 172 di Jorong Sopan dan di Kilometer 176-179. (Baca juga: BMKG: Sumatera Barat Masih Berpotensi Hujan)
Pejabat Bupati Limapuluh Kota Yendri Thomas mengatakan banjir merendam sekitar seribu rumah sehingga warga mengungsi. Saat ini pihaknya berfokus pada evakuasi para korban. “Kami belum memikirkan penetapan status bencana dan kondisi,” tuturnya.
Yendri menambahkan, hal terpenting yang harus dilakukan adalah mendirikan posko banjir dan dapur umum. Sebab, banyak warga yang kekurangan logistik.
ANDRI EL FARUQI