TEMPO.CO, Padang - Banjir dan longsor melanda tiga kecamatan di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, sejak Sabtulalu hingga hari ini, Senin, 8 Februari 2016, yakni Kecamatan Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir.
Tanah longsor yang menimpa rumah warga menyebabkan enam orang tertimbun. "Empat di antaranya meninggal," kata pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat Zulfiatno. Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Badan SAR Nasional masih meneruskan pencarian karena dua warga belum ditemukan.
Banjir itu karena meluapnya Sungai Batang Bangko, Batang Suliti, dan Batang Lolo. Akibatnya, banjir dan longsor memutus jalan Muaralabuh-Padang Aro Kerinci. “Akses jalan putus total," ujarnya.
Hujan lebat yang mengguyur Sumatera Barat sejak 5 Februari 2016 menyebabkan banjir dan longsor di beberapa daerah di Sumatera Barat. Selain terjadi di Solok Selatan, bencana melanda Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Di Kota Solok, meluapnya Sungai Batang Lembang menyebabkan banjir di Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Tanjung Harapan, dan Kelurahan Kampai Tabu Karambia, Kota Solok. Sebanyak 36 rumah terendam banjir.
Adapun di Kabupaten Agam, longsor terjadi pada Ahad kemarin. Material longsor menutup akses jalan Bukittinggi-Sumatera Barat dengan panjang material longsor 15 meter setinggi 2,5 meter. Kini jalan sudah dapat dilalui kendaraan.
Di Kabupaten Limapuluh Kota, banjir terjadi di Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Nagari. Sekitar seratus rumah terendam banjir hingga setinggi satu meter. Padri, 16 tahun, warga Nagari Pangkalan, hanyut dan ditemukan tewas.
Hingga saat ini, jalur Padang-Pekanbaru masih terputus. Banjir merendam jalur lintas Sumatera itu.
BPBD bersama TNI, Polri, PMI, Basarnas, satuan kerja perangkat daerah, dan masyarakat telah mendata dan menangani korban bencana. Tim mendirikan posko dan membagikan makanan siap saji. Penanggulangan bencana terkendala cuaca buruk.
ANDRI EL FARUQI