TEMPO.CO, Sidoarjo - Puluhan umat Buddha, Tao, dan Konghucu, di tempat ibadah Tri Darma Tjong Hok Kiong di Jalan Hang Tuah, Sidoarjo, Jawa Timur, tetap menggelar sembahyang dan perayaan tahun baru Imlek, meski halaman dan tempat ibadah mereka terendam banjir, Senin, 8 Februari 2016.
"Walaupun banjir, kami tetap menggelar sembahyang bersama," kata Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma Tjong Hok Kiong Sidoarjo, Arief Pujianto. Namun Arief mengakui banjir telah menyebabkan jumlah jemaah yang datang berkurang.
Arief menyebutkan, tiap perayaan tahun baru Imlek, tak kurang 100-an warga tiga agama itu dari berbagai daerah datang untuk bersembahyang bersama dan merayakan tahun baru Imlek di Kelenteng Tjong Hok Kiong. "Untuk tahun baru Imlek kali ini, saya kira kurang dari 100," ujarnya.
Menurut Arief, banjir pada malam perayaan tahun baru Imlek kali ini merupakan banjir terparah. "Pada tahun sebelum-sebelumnya juga pernah kebanjiran, tapi tidak separah banjir kali ini. Kemarin dan siang tadi sudah surut, eh tadi malah hujan lagi."
Berdasarkan pantauan Tempo, air yang menggenangi kelenteng yang masuk wilayah Kelurahan Sidoklumpuk, Kecamatan Sidoarjo Kota, itu setinggi sekitar 30-50 sentimeter. Air itu menggenangi hampir semua halaman dan ruangan ibadah utama.
Hujan deras dari tengah malam hingga Minggu pagi tidak hanya menggenangi kelenteng. Sedikitnya ribuan rumah warga empat kelurahan di Kecamatan Sidoarjo Kota juga terendam banjir, yakni Kelurahan Bluru, Sidoklumpuk, Pucang, dan Sidokare.
Banjir pun turut merendam sejumlah ruas jalan kota, seperti Jalan Kartini, Hang Tuah, Yos Sudarso, KH Mukmin, dan Jaksa Agung Suprapto. Genangan air itu membuat macet jalan. Sampai saat ini, genangan air sebagian belum surut.
NUR HADI