TEMPO.CO, Trenggalek – Sebuah tebing batu di Bukit Suwur, Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, mendadak longsor, Sabtu, 6 Februari 2016. Seorang pencari rumput bernama Wakijan yang sedang berada di bawahnya tewas tertimpa.
Meski hujan sedang tidak mengguyur tapi sebuah tebing tiba-tiba berderak dan meruntuhkan batuan besar. Hujan deras sehari sebelumnya diduga menjadi penyebab labilnya kondisi tanah hingga meruntuhkan struktur batu.
Nahas bagi Wakijan. Kakek 70 tahun itu terlambat menghindar saat reruntuhan batu menimpanya. Dalam sekejap tubuh kakek itu tertimbun batu hingga merenggut nyawanya. Peristiwa itu diketahui seorang pencari rumput lain yang segera meminta pertolongan warga. Sebab lokasi longsor cukup jauh dari permukiman.
Petugas Kepolisian Sektor Watulimo dan Basarnas yang bergerak ke lokasi membutuhkan waktu hampir tiga jam untuk mengeluarkan tubuh korban dari reruntuhan batu.
“Kemungkinan korban meninggal karena kepalanya terhantam batu,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek Joko Rusianto, Sabtu, 6 Februari 2016.
Setelah berhasil diangkat jenazah korban langsung dibawa ke rumahnya di Dusun Krecek, RT 35 dan RW 10, Desa Watuagung. Seluruh keluarga mengihklaskan kematian Wakijan hingga polisi tak memerlukan melakukan otopsi.
Joko meminta masyarakat tidak mendekati tebing saat hujan. Guyuran air dan panas matahari diperkirakan akan mempengaruhi tingkat kelabilan tanah hingga memicu terjadinya longsor.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Trenggalek, sejumlah titik longsor berada di seluruh kawasan Kecamatan Watulimo dan Kecamatan Tugu yang berbatasan langsung dengan Ponorogo.
HARI TRI WASONO