TEMPO.CO, Subang - Pemerintah Kabupaten Subang, Jawa Barat, akan menerima pemulangan eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tahap kedua.
"Ya, masih ada 14 eks anggota Gafatar lagi yang akan kami terima," kata Bupati Subang Ojang Sohandi kepada Tempo, Jumat, 5 Februari 2016.
Saat ini para eks anggora Gafatar yang dievakuasi dari lokasi penampungan Mempawah, Kalimantan Barat, itu sudah berada di rumah perlindungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. "Mereka dapat pembinaan lebih dulu di Bandung," ucap Ojang.
Saat ini di rumah perlindungan Dinas Sosial masih ada 17 eks anggota Gafatar dari tiga keluarga yang sebelumnya juga berasal dari penampungan Mempawah.
"Mereka masih kami berikan pembinaan yang melibatkan dinas instansi lintas sektoral," ujar Kepala Dinas Sosial Kabupaten Subang Hayat Hidayat. Mereka mendapatkan pencerahan kembali soal NKRI, ajaran Islam yang benar, dan tentang hubungan sosial kemasyarakatan.
Selama dalam pembinaan, mereka mendapatkan jatah makan, suplemen makanan, pakaian, dan lainnya dari Dinas Sosial. "Saya minta, selama dalam karantina, mereka diberikan pelayanan terbaik, tapi juga tidak boleh berlebihan, supaya tidak menimbulkan kecemburuan sosial," tutur Bupati Ojang mewanti-wanti.
Eks anggota Gafatar, Misdi, mengaku bergabung dengan Gafatar sejak Agustus 2015. Atas rayuan anggota tim perekrutan Gafatar, dia dan keluarganya akhirnya memutuskan hengkang dari kampung halamannya di Desa Cibogo ke Mempawah. Untuk modal ke Kalimantan, Misdi menjual seluruh kekayaan keluarganya, termasuk tanah dan rumah.
"Di sana (Mempawah), kami mendapatkan 1 hektare lahan pertanian dan sebuah rumah dengan membayar Rp 25 juta," katanya. Di sana, dia bercocok tanam jagung dan telah satu kali panen sebelum akhirnya terusir dari Mempawah akibat kompleks permukiman eks anggota Gafatar di sana dibakar massa.
Sebanyak 17 eks anggota Gafatar asal Subang tersebut terdiri atas 4 anggota keluarga Aris, asal Subang kota; 6 anggota keluarga Misdi; dan 7 anggota keluarga Mardi, asal Kecamatan Cibogo.
NANANG SUTISNA