TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa nama calon Ketua Umum Partai Golkar enggan berkomentar banyak soal pencalonan mereka sebagai ketua umum partai berlambang pohon beringin itu, termasuk Bendahara Umum Golkar Munas Riau Setya Novanto serta dua Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Munas Riau, Priyo Budi Santoso dan Airlangga Hartarto.
Saat ditemui seusai rapat di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis, 4 Februari 2016, Novanto mengaku belum memikirkan pencalonan tersebut. "Saya serahkan kepada DPD I dan DPD II serta Pak Aburizal Bakrie. Kalau memang dipercaya, saya kan petugas partai, apa pun yang ditugaskan, selalu siapkan yang terbaik," ujar mantan Ketua DPR itu.
Priyo pun enggan menyatakan keinginannya maju sebagai calon Ketua Umum Golkar. Dia akan menunggu jadwal pelaksanaan munas terlebih dulu sebelum memutuskan mencalonkan diri. "Kalau sudah ada momen yang tepat, saya tentu akan konpers mengenai maju atau bagaimana saya ke depan," katanya.
Selama ini, Priyo mengungkapkan telah memiliki hubungan emosional dengan para pengurus DPD I dan II. Ia pun yakin akan mendapat dukungan dari DPD I dan II apabila mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar.
Airlangga senada dengan Priyo. Dia mengatakan akan menunggu mekanisme penyelenggaraan munas terlebih dulu. "Lihat juga kawan-kawan gimana," katanya. Saat ditanya mengenai kesiapannya apabila dicalonkan, Airlangga menjawab, "Insya Allah, lihat nanti," ujarnya, yang kemudian tersenyum.
Hari ini Golkar Munas Riau menggelar rapat perdana dalam rangka rekonsiliasi. Rekonsiliasi tersebut dilakukan setelah setahun lamanya terdapat dua kubu yang saling bertikai, yakni kubu Munas Bali, yang diketuai Aburizal Bakrie, dan kubu Munas Ancol, yang dipimpin Agung Laksono.
Kedua kubu itu akhirnya sepakat menggelar munas sebagai langkah rekonsiliasi. Rencananya, munas itu akan digelar pada April atau Mei. Dalam munas tersebut, Golkar juga akan memilih ketua umum yang baru karena Aburizal dan Agung sepakat tidak maju lagi sebagai Ketua Umum Golkar.
ANGELINA ANJAR SAWITRI