TEMPO.CO, Bantul - Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantul Suarman mengklaim menerima laporan ada indikasi penolakan kepulangan eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ke daerah asalnya. Indikasi itu, kata dia, muncul di tiga kecamatan.
"Makanya sekarang kami sedang mendekati masyarakat di daerah-daerah itu agar bersedia menerima eks anggota Gafatar," kata Suarman pada Rabu, 3 Februari 2016.
Suarman tidak mau menyebutkan lokasi pasti masyarakat yang menolak kepulangan eks anggota Gafatar asal daerahnya itu. Dia beralasan temuan itu baru berupa indikasi dan dikhawatirkan menular ke lokasi lain. "Bisa saja beberapa hari lagi sikap mereka berubah, atau malah meluas penolakannya," katanya. (Baca juga: Ditolak di Nganjuk, Eks Gafatar Ini Terlunta di Surabaya)
Menurut dia, proses pendekatan ke warga di kampung asal para eks anggota Gafatar itu dilakukan oleh aparat pemerintahan kecamatan. Saat ini, ada 19 keluarga eks anggota Gafatar asal tujuh kecamatan di Bantul yang sementara ditempatkan di Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sewon. Para keluarga eks anggota Gafatar, yang terdiri atas 45 jiwa, itu rencananya ditampung di tempat tersebut sampai Jumat pekan ini.
Hingga kini, Suarman mengatakan, Pemkab Bantul belum memiliki rencana pasti mengenai nasib para eks anggota Gafatar apabila mereka tidak bisa balik ke kampungnya. Opsi transmigrasi bagi eks anggota Gafatar, yang tidak bisa balik kampung karena ditolak atau tak lagi punya aset, sulit diambil oleh Pemkab Bantul.
Sebab, transmigrasi memerlukan persiapan panjang dan alokasi anggaran khusus. "Paling mungkin, bagi yang tidak bisa pulang, ditampung di penampungan Kementerian Sosial yang biasa dipakai para imigran gelap," katanya. (Baca juga: Eks Gafatar Tanpa Rumah Diusulkan Ditampung di Panti Sosial)
Masalah ini rencananya baru dibahas oleh Pemkab Bantul pada Kamis, 4 Februari 2015. "Bagi yang mau pulang, kami persilakan balik kampung, tapi setelah menerima pembinaan sampai Jumat (pekan ini)," kata Suarman. (Baca juga: Pengikut Gafatar Ini Unjuk Kemahiran Bikin Penjernih Air)
ADDI MAWAHIBUN IDHOM