Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks Gafatar Tanpa Rumah Diusulkan Ditampung di Panti Sosial  

image-gnews
Anggota eks Gafatar asal Provinsi DIY tiba di Youth Center, Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Hand Wahyu
Anggota eks Gafatar asal Provinsi DIY tiba di Youth Center, Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Hand Wahyu
Iklan

TEMPO.COYogyakarta - Komisi D DPRD Kota Yogyakarta mendorong Pemerintah Kota Yogyakarta mulai memikirkan nasib para eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang tak memiliki rumah. Mereka diusulkan dapat ditampung di sejumlah panti sosial jika masa pembinaan selesai.

"Ada tiga panti sosial di Kota Yogyakarta. Itu bisa dioptimalkan sementara dengan berbagi beban anggaran jatah hidup dengan provinsi," kata Sekretaris Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Fauzi Noor Afschochi, Rabu, 3 Februari 2016.

Fauzi menuturkan, dari koordinasi dengan Dinas Sosial terkait, dana jatah hidup 66 orang eks Gafatar masih ditopang sepenuhnya oleh pemerintah kota. Jika selesai, akan diganti anggaran provinsi. "Untuk yang punya rumah, jatah hidup ini bisa diatasi yang bersangkutan sendiri. Namun, yang tak punya aset, harus dipikirkan," ujar Fauzi.

Komisi D setuju jika eks Gafatar tanpa aset itu diikutkan dalam program transmigrasi. Transmigrasi, kata Fauzi, memang jadi jalan terbaik. Namun, karena pemerintah pusat belum mengeluarkan program penambahan kuota transmigrasi, jalan menitipkan di panti dinilai jadi alternatif. "Jika kondisi di panti sosial memungkinkan, harusnya tak masalah dipindahkan ke sana," katanya.

Sejak dipindahkan dari penampungan awal di Youth Center, Sleman, mulai Selasa, 2 Februari 2016, 66 anggota eks Gafatar Kota Yogyakarta dititipkan lagi di penampungan Gedung Transito milik Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Rencananya, mereka ditampung di tempat itu selama tiga hari, atau sampai Jumat, 5 Februari 2016.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Dinas Sosial, Transmigrasi, dan Tenaga Kerja Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat mengatakan, meski Yogyakarta memiliki tiga panti sosial, lokasi itu tak cocok jika digunakan untuk menampung para eks Gafatar yang tak punya rumah. "Panti itu untuk lansia, gangguan jiwa, anak-anak, dan gelandangan, serta pengemis. Kurang pas jika mereka (eks Gafatar tak punya rumah) dipindah ke sana," ujarnya.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Soekamto mengatakan belum tahu rencana tindakan selanjutnya bagi eks Gafatar yang tak punya aset. "Kalau menunggu transmigrasi, ya, kami tetap tunggu instruksi provinsi," katanya. 

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

15 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

18 hari lalu

Peserta mendaki puncak Rosablanche selama perlombaan Glacier Patrol ke-21 di pegunungan antara Zermatt dan Verbier, Swis, 18 April 2018. Perlombaan ini pertama kali diselenggarakan pada April 1943 dan hanya diikuti peserta militer. AP/Jean- Christophe Bott
Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

21 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

22 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

28 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

30 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

30 hari lalu

Petugas Badan Pengawas Pemilu daerah memeriksa kotak suara di kantor RW 04 di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Selasa, 13 Februari 2024. Pendistribusian logistik pemilu itu diangkut menggunakan truk pengangkut (dump truck) dari gudang logistik dengan pengawalan ketat petugas gabungan. PPSU diperbantukan untuk mengangkut logistik tersebut dari gudang logistik untuk dibawa ke kantor RW maupun langsung ke TPS-TPS. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

Bawaslu menyebut petugas pengawas Pemilu asal Papua Tengah itu dilaporkan hilang sejak 11 Februari lalu.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

36 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

39 hari lalu

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.


Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

44 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.