TEMPO.CO - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status darurat kesehatan masyarakat internasional terhadap virus Zika. Penetapan ini menyusul penyebaran virus pembawa wabah mikrosefalia, yang membuat ribuan bayi di Brasil dilahirkan dengan kondisi cacat. WHO memperkirakan virus Zika rentan menyebar ke Benua Afrika dan Asia. Salah satu faktor pendukungnya adalah tingginya angka kelahiran di dua benua tersebut.
Untuk mencegah penyebaran virus, WHO berencana membuat situs pemantau di negara-negara berkembang, yang memiliki tingkat kelahiran tertinggi. "Kita perlu mengatur situs pengawasan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah,” kata Direktur WHO untuk Ibu, Anak, dan Kesehatan Remaja Anthony Costello seperti, yang dikutip Reuters, Rabu, 3 Februari 2016.
Costello mengatakan pemantauan ini untuk mendeteksi perubahan pola pelaporan mikrosefalia pada tahap awal. Langkah ini menjadi tes diagnostik yang lebih baik untuk mendeteksi virus pada wanita hamil dan bayi yang baru lahir. "Kami ingin mendapatkan banyak jenis data sehingga dapat mengambil setiap perubahan dalam pola kasus mikrosefalia pada tahap awal," kata Costello.
Meski demikian, Costello khawatir Zika merambah ke daerah yang populasinya rentan atau tak kebal terhadap virus ini. "Kita tahu bahwa nyamuk yang membawa virus Zika melalui Afrika, bagian dari Eropa Selatan, dan berbagai negara di Asia, khususnya Asia Selatan," ujarnya.
MAYA AYU PUSPITASARI