TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Kota Yogyakarta akhirnya dipindahkan dari penampungan Youth Centre Kabupaten Sleman ke di Gedung Transito Jalan HOS Cokroaminoto Kota Yogyakarta, Selasa 2 Ferebuari 2016.
Jumlah eks anggota Gafatar asal Kota Yogyakarta sebanyak 66 orang itu dijemput oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk selanjutnya diberi pembekalan kurang lebih selama tiga hari ke depan sebelum dikembalikan kepada pihak keluarga masing-masing.
“Tetap ada pendampingan maksimal tiga hari setelah mereka di tempatkan di Gedung Transito, penyerahan pada pihak keluarga pun juga dilakukan secara resmi dan disaksikan pengurus dari kelurahan sampai kecamatan,” ujar Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Yogyakarta, Hadi Mochtar, Selasa 2 Februari 2016.
Eks anggota Gafatar asal Kota Yogyakarta itu berasal dari sedikitnya sepuluh dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. “Yang cukup banyak seperti dari Kecamatan Kotagede, Umbulharjo, dan Danurejan” ujar Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Yogyakarta Sukamto.
Mereka berasal dari Umbulharjo 11 orang, Kotagede 16 orang, Danurejan 11 orang, Gedongkiwo 4 orang, Gedongtengen 6 orang, Tegalrejo 4 orang, Ngampilan 1 orang, Keraton 5 orang, Gondomanan 2 orang, dan Jetis 2 orang.
Hadi Mochtar menyebut, selama di penampungan yang ditangani pemerintah kota Yogyakarta, kegiatan pendampingan dan pembekalan sebelum kembali ke masyarakat lebih mengarah pada kegiatan persuasif. Seperti pemeriksaan kesehatan, olahraga bersama, dan kegiatan lain yang tak membebani.
“Keluarga boleh membezuk, tapi belum boleh menjemput pulang,” ujar Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Yogya Hadi Mochtar.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Asrori menuturkan, meskipun dari rombongan Gafatar asal Kota Yogyakarta itu ada sejumlah anak yang masih tercatat sebagai siswa usia sekolah baik Sekolah Dasar maupun sekolah Menengah pertama, pemerintah belum dapat memastikan apakah mereka masih dapat ikut ujian nasional yang dimulai pada April 2016 mendatang.
“Kami belum bisa menyimpulkan karena sekarang tahapnya bagi mereka penenangan diri, apakah bisa dimasukkan dalam kuota program ujian itu belum tahu,” ujarnya
PRIBADI WICAKSONO