TEMPO.CO, Bandung - Seorang dari tiga anggota tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Katolik Parahyangan (Mahitala Unpar) Bandung gagal mencapai puncak Gunung Aconcagua. Dian Indah Carolina, 20 tahun, mengalami sakit sehingga harus kembali ke Camp 3. Dua rekannya berhasil mengibarkan merah-putih sambil membawa angklung ke puncak pada Sabtu, 30 Januari, pukul 17.45 waktu setempat atau Ahad, 31 Januari 2016, pukul 03.45 WIB.
Kabar terbaru dari anggota tim publikasi ekspedisi tersebut, Alfons Yoshio, di Bandung, kondisi Carolina dilaporkan sudah stabil dan berada di klinik Cuyo, Mendoza. “Sebuah keputusan berat yang harus diambil mengingat keselamatan personel pendaki adalah hal yang utama dan sangat penting,” ujarnya.
Berangkat bersama dari kamp Berlin di ketinggian 5.930 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada pukul 04.30 waktu setempat, Carolina diputuskan tidak melanjutkan pendakian karena mengalami gangguan kesehatan di ketinggian sekitar 6.300 mdpl.
Perjalanan ke puncak kemudian dilanjutkan Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, yang keduanya berusia 22 tahun. Keduanya menempuh waktu lebih dari 12 jam menuju puncak setinggi 6.962 meter itu dari kamp Berlin.
Untuk upaya pencapaian puncak Gunung Aconcagua kembali oleh Carolina terpaksa ditunda karena kondisi cuaca kurang baik. “Jadi mereka semua akan kembali dulu ke Jakarta pada 5 Februari, untuk kapan akan summit kembali belum ditentukan waktunya,” ujar Alfons, Selasa, 2 Februari 2016.
Tim pendaki wanita tersebut sebelumnya telah mencapai puncak Gunung Kilimanjaro pada 24 Mei 2015, puncak Gunung Elbrus di Rusia pada 15 Mei 2015, dan puncak Gunung Carstensz Pyramid pada 13 Agustus 2014 dalam rangkaian ekspedisi menggapai tujuh puncak tertinggi di tujuh benua.
ANWAR SISWADI