TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Lembaga Bantuan Hukum APIK, Nursyahbani Katjasungkana, mengatakan alasan Dita Aditia melaporkan kasusnya beberapa hari setelah peristiwa pemukulan lantaran Dita harus dirawat di rumah sakit. "Dia dirawat di Rumah Sakit Aini," kata Nursyahbani di kantor LBH APIK Jakarta, pada Senin, 1 Februari 2016.
Menurut Nursyahbani, saat dirawat di rumah sakit, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Masinton Pasaribu yang diduga memukul Dita, sempat menjenguk tenaga ahlinya itu dan bertemu dengan orang tua Dita di sana. Masinton datang setelah ditelepon beberapa kali oleh ibunda dari Dita. Meski menjenguk, tak ada kata maaf terucap dari anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
"Dia datang, transfer uang, dan berjanji enggak akan mengulangi lagi untuk ketiga kalinya," ujarnya. Nursyahbani bahkan mengatakan bahwa pihaknya memiliki rekaman percakapan saat Masinton menjenguk Dita di RS Aini.
Ia mengungkapkan bahwa pihak DPW DKI Jakarta partai NasDem baru mengetahui peristiwa yang dialami Dita saat kadernya itu menghadiri rapat di kantor NasDem. Menurut Nursyahbani, rapat itu sekitar 29 Januari 2016.
Dita yang mendatangi kantor LBH APIK tampak belum pulih benar. Hal ini terlihat dari bola matanya yang masih merah dan bagian di bawah kantong matanya yang masih ada bekas luka.
Saat menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya, Dita sesekali menitikkan air mata, terutama ketika ia menceritakan bagaimana ia dipukul oleh Masinton Pasaribu dan dimaki dengan kata-kata kasar olehnya.
Masinton Pasaribu sudah membantah memukul Dita. Menurut dia, Dita terluka lantaran tak sengaja terkena tepisan tenaga ahlinya yang lain, Abraham, saat Dita tiba-tiba menarik setir hingga membuat mobil oleng.
DIKO OKTARA