TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia masih menelusuri kebenaran informasi mengenai penangkapan Warga Negara Indonesia oleh pemerintah Arab Saudi karena diduga anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurut dia, pemerintah hingga kini belum bisa mengambil langkah karena masih menunggu verifikasi dari perwakilan Indonesia di Arab Saudi.
"Kita memperoleh informasi dari media, ada 33 orang yang ditangkap dan di antaranya WNI. Kita langsung berkomunikasi dengan perwakilan di Arab Saudi dan sekarang masih didalami, dikonfirmasi apa berita itu ada," kata Retno seusai pertemuan bilateral dengan pemerintah Hungaria di Kompleks Istana, Senin, 1 Februari 2016.
Retno mengatakan setelah berkomunikasi, perwakilan pemerintah di Arab Saudi langsung memerika ke lapangan untuk mengidentifikasi informasi itu. Tapi, hingga kini belum ada laporan mengenai hasil pemeriksaan. "Sampai sekarang belum ada laporan lagi, apakah confirmed atau tidak," katanya.
Pemerintah, kata Retno, belum bisa memastikan apakah akan memberikan bantuan hukum jika benar yang tertangkap adalah WNI. Menurut dia, pemerintah terlebih dahulu akan memastikan apa benar ada WNI yang ditangkap. "Bantuan hukum kita berikan kalau ada WNI yang mengalami masalah hukum di suatu negara. Karena belum ada kejelasan, saya belum bisa mengatakan bagaimana," katanya.
Menurut laporan surat kabar Saudi Gazette, selain satu WNI, aparat juga menangkap sembilan warga Amerika, 14 Saudi, tiga Yaman, dua Suriah, satu Filipina, satu warga Uni Emirat Arab, satu Kazakhstan dan seorang warga Palestina.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan pihak Kedutaan Besar RI di Riyadh, Arab Saudi juga sudah berkoordinasi dengan Kedubes Amerika dan kedubes negara lain yang warganya juga ditangkap. Namun seluruhnya juga belum mendapatkan notifikasi atau pemberitahuan.
Saudi Gazette melaporkan pelaku bom bunuh diri di mesjid Syiah, Masjid Imam Rida di lingkungan Hofuf, Distrik Mahasen, Al Ahsa, wilayah timur Arab Saudi itu sudah diidentifikasi, Sabtu pekan lalu.
Dia adalah Abdulrahmah Abdullah Sulaiman Al-Tuwaijri, 22 tahun, warga Saudi. Menurut Saudi Press Agency (SPA) al-Tuwaijri pernah ditahan pada 9 Desember 2012 karena ikut dalam aksi menuntut pembebasan para tahanan.
Pelaku bom bunuh diri kedua yang berusia 27 tahun sedang dalam perawatan rumah sakit akibat luka-lukanya. Pelaku yang juga mengenakan rompi bom ditangkap oleh jemaah, saat menembaki mereka. Dalam serangan itu, empat warga Saudi tewas dan 33 luka-luka, termasuk tiga aparat keamanan.
SAUDI GAZETTE | SAUDI PRESS AGENCY | ANANDA TERESIA |NATALIA SANTI