TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri LBH APIK Jakarta, Nursyahbani Katjasungkana, mengatakan bahwa tindak kekerasan yang dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi III, Masinton Pasaribu, sudah dua kali dilakukan kepada Dita Aditya.
"Sebelumnya pernah juga dilakukan pada 17 November 2015," kata Nursyahbani saat ditemui di kantor LBH APIK, Jakarta, Senin, 1 Februari 2016.
Kejadiannya saat itu di apartemen Dita yang berlokasi di MTH Square, Cawang, Jakarta Timur. Dita waktu itu sempat melaporkan kejadian tersebut ke pihak keamanan apartemen, tapi karena Masinton Pasaribu sempat meminta agar tak dibesarkan, akhirnya dimediasi.
Saat itu, menurut keterangan Dita Aditia, yang disampaikan pada Nursyahbani, Masinton mendatangi apartemen Dita dan melakukan tindak kekerasan dengan tubuh Dita dipepetkan ke tembok secara kasar. Buah-buah yang berada di meja kamar itu dibanting-banting, komputer tablet juga dibanting. "Alasannya apa, ya karena emosi saja," ujarnya.
Ketika ditanyakan alasan mengapa Dita masih tetap mau bekerja dengan Masinton meski sudah mengalami tindak kekerasan, Nursyahbani menjawab karena Masinton pernah berjanji tak akan mengulangi lagi tindakannya.
Selain itu juga karena Dita Aditia sudah menganggap Masinton sebagai mentornya dalam politik, dan memberinya pekerjaan dalam dunia politik. Nursyahbani menjelaskan bahwa Dita memang ingin belajar berpolitik dari Masinton.
Nursyahbani melanjutkan bahwa luka yang dialami Dita dari peristiwa yang sekarang jauh lebih parah dibanding dengan yang dialaminya pada peristiwa yang pertama. "Mungkin yang pertama secara psikologis dia masih tahan," ia menuturkan.
Dita Aditia, 27 tahun, mendatangi LBH APIK Jakarta untuk meminta bantuan hukum atas penganiayaan yang diduga dilakukan Masinton Pasaribu kepadanya. Ia datang dengan mengenakan baju berwarna hijau dan rok bermotif batik didampingi Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta Partai NasDem Wibi Andrino.
Akibat penganiayaan itu, Dita diketahui terluka di bagian sekitar mata. Bahkan saat datang ke LBH APIK, mata Dita terlihat masih memerah, dan di bagian bawah matanya juga masih ada sedikit luka akibat peristiwa itu.
DIKO OKTARA