TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengawasi pelancong asing untuk mengantisipasi penyebaran virus Zika. Pengawasan terutama dilakukan terhadap wisatawan mancanegara dari negara-negara di kawasan Amerika Latin yang sudah terkena virus tersebut. “Jika ada pelancong di Yogyakarta yang mengalami gejala mirip demam berdarah dan asalnya sama dengan negara yang terkena virus Zika, akan dilakukan tindakan preventif agar tak terjadi penularan,” kata Koordinator District Surveillance Officer Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Rubangi, Senin, 1 Februari 2016.
Wisatawan asal Amerika Latin dari catatan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta tidak termasuk dalam peringkat sepuluh besar pengunjung terbanyak Kota Gudeg tersebut.
Namun Rubanyi mengimbau setiap sarana kesehatan yang beroperasi di Yogyakarta turut memantau gerakan warganya terutama ibu hamil yang usai bepergian ke negara yang sudah terdampak. Peringatan perjalanan bagi ibu hamil ini setelah virus ini disinyalir menjadi penyebab utama bagi bayi yang dikandung ukuran kepalanya mengecil akibat bagian otaknya tidak berkembang.
Rubangi mengatakan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta pada awal tahun atau sepanjang Januari 2016 ini menurun dibandingkan periode sama tahun lalu. Jika pada Januari 2015 demam berdarah di Kota Yogya ada 93 kasus, pada Januari 2016 ini temuan dinas kesehatan hanya 45 kasus. “Semua kasus demam berdarah tahun ini terjadi pada warga lokal, tidak ada dari wisatawan mancanegara,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO