TEMPO.CO, Malang - Belasan suporter Profauna menggelar kampanye stop perdagangan primata di depan pusat perbelanjaan MX Mall, Kota Malang, pada Sabtu, 30 Januari 2016.
Mereka berkampanye secara atraktif dengan mengenakan topeng primata dan kostum lutung jawa yang terancam punah. "Perburuan dan perdagangan semakin marak," kata juru bicara Profauna, Swasti Pramidya Mukti.
Aksi ini merupakan bentuk kampanye memperingati Hari Primata 2016. Aksi diselenggarakan secara bersamaan di sekitar 30 kota yang diikuti suporter Profauna di seluruh Indonesia. Hari Primata 2016 bertema “Stop Perburuan Satwa”.
Dalam aksinya, mereka membentangkan spanduk dan poster berisi ajakan menghentikan perburuan dan perdagangan primata, seperti “Stop Perburuan Primata”, “Selamatkan Primata”, dan “Jangan Bangga Memelihara Primata”. "Selama lima tahun terakhir, tren perburuan dan perdagangan semakin meningkat," ujarnya.
Terbukti, ucap dia, semakin banyak masyarakat yang memamerkan satwa hasil buruan di media sosial. Kini, tutur dia, 70 persen primata terancam punah. Satwa diburu untuk menjadi hewan peliharaan, diambil dagingnya, dan diawetkan.
Baca Juga:
Padahal lebih dari 40 dari 600 jenis primata berada di Indonesia. Catatan lembaga konservasi dunia IUCN, 25 jenis primata paling terancam punah 2014-2016. Tiga jenis di antaranya berada di Indonesia, yakni orang utan sumatera, kukang jawa, dan simakobu.
Selain menggelar kampanye, Profauna melakukan pendidikan konservasi untuk meningkatkan kesadaran guna melestarikan primata di alam liar. Profauna mengajak seluruh masyarakat ikut terlibat menjaga ragam primata.
EKO WIDIANTO