TEMPO.CO, Kediri – Keluarga Aminah, terduga korban tenggelamnya kapal pengangkut TKI ilegal di perairan Malaysia mulai menggelar acara tahlil. Kabar kematian Aminah masih simpang siur, tapi pemerintah telah menyiapkan ambulan untuk menjemput jenasah Aminah setiap saat.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Haris Setiawan mengatakan Dinas Tenaga Kerja daerah terus melacak keberadaan Aminah, warga Desa Margourip, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri yang diduga menjadi salah satu korban kecelakaan kapal di Malaysia. Sebab hingga kini pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) belum memastikan nasib Aminah yang telah meninggalkan rumah sejak Agustus 2015.
“Disnaker terus menunggu kabar dari KJRI, namun dugaan kuatnya memang Aminah yang meninggal,” kata Haris meneruskan informasi yang dia terima dari Disnaker setempat, Jumat 29 Januari 2016.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Kepolisian Malaysia, ditemukan identitas kartu anggota Pramuka atas nama Doni Indra Cahyono dalam pencarian korban kapal. Hal ini sempat menimbulkan dugaan bahwa Doni yang masih berusia 12 tahun adalah salah satu penumpang yang meninggal. Namun setelah dilakukan pelacakan diketahui jika Doni tinggal bersama ayah dan neneknya di Desa Margourip, Ngancar. Kartu anggota Pramuka miliknya tengah dibawa ibunya Aminah sebagai kenang-kenangan saat berangkat ke Malaysia. (Baca: Kapal Tenggelam di Malaysia,Korban Asal Kediri Sulit Dilacak)
Meski hingga kini kabar kematian Aminah belum diketahui, namun keluarga telah melakukan doa tahlil di rumahnya. Perangkat desa juga telah menyiagakan sebuah kendaraan ambulans di rumah duka untuk menjemput jenazah jika sewaktu-waktu ada kabar.
Ketua RT 04 RW 01 Desa Margourip Sumardi berharap pemerintah segera memberikan kepastian nasib Aminah agar tak meresahkan keluarganya. Saat ini kondisi kedua anak Aminah, suami, dan ibunya dalam keadaan syok akibat kabar tersebut. “Ini semua harap-harap cemas apakah memang meninggal atau masih hidup,” katanya.
Menurut informasi keluarga, Aminah berangkat ke Malaysia pada Agustus 2015 lalu. Pihak keluarga tak mengetahui apakah perempuan berusia 36 tahun itu menggunakan jalur resmi atau tidak. Meski berangkat sejak pertengahan tahun lalu, namun hingga kini tak ada kabar sama sekali dari Aminah. Hal ini cukup membuat keluarganya cemas mengingat sebelumnya di aktif menghubungi kedua anak dan suaminya di Kediri.
“Ini keberangkatannya yang ketiga di Malaysia sebagai penjaga kantin,” kata Boini, 60 tahun, ibu Aminah. (Baca juga: Ini Penyebab Terhempasnya Kapal Pembawa Imigran Indonesia)
HARI TRI WASONO