TEMPO.CO, Semarang - Ketua Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Tengah, Ery Sasmito menyatakan temuan sabu di gudang mebel di Desa Pekalongan, Kecamatan Bate Alit, Kabupaten Jepara telah mencoreng industri mebel dan Jepara sebagai kota ukir.
“Secara tak langsung itu mencoreng industri mebel dan Jepara yang dikenal sebagai pusat industri mebel,” kata Ery Sasmito , Kamis 28 Januari 2016.
Ery mengimbau agar kejadian ini menjadi catatan anggotanya agar tak sembarangan menyewakan gudang ke orang lain. “Hati-hati kontrak gudang harus jelas siapa dan untuk apa,” ujar Ery.
Dia menilai kasus temuan sabu di gudang mebel itu murni dilakukan sindikat narkotika. Yang merugikan bagi anggotanya, adalah pelaku memakai identitas industri mebel untuk menutupi aktivitas kriminalnya. “Mereka (penyelundup sabu) bikin kedok mebel, tak ada anggota kami yang terlibat,” katanya.
Tercatat di Kabupaten Jepara terdapat sekitar 1200 pelaku industri mebel yang bergabung menjadi anggota Asmindo. Jumlah itu merupakan anggota terbanyak dari sekitar 3000 anggota Asmindo di Jateng yang mencapai 3000 pelaku usaha.
Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Budi Waseso menyatakan telah menggagalkan penyelundupan 100 kilo gram sabu yang telah ditemukan di gudang produksi mebel di Desa Pekalongan Kecamatan Bate Alit, Kabupaten Jepara, Kamis 28 Januari 2016.
Sabu yang diselundupkan oleh delapan orang tersangka itu milik jaringan pengedar asal negara Pakistan. “Terdapat delapan tersangka yang diduga merupakan jaringan sindikat Pakistan, aparat menangkap di tiga lokasi berbeda yakni, Jakarta, Semarang, dan Surabaya,” kata Budi Waseso di lokasi kejadian, Kamis 28 Januari 2016 .
EDI FAISOL