TEMPO.CO, Banda Aceh – Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, menyebabkan 10.817 jiwa mengungsi ke masjid-masjid karena pemukiman tergenang air.
“Itu jumlah yang telah kami data,” sebut Ramli, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie kepada Tempo, Kamis 28 Januari 2016.
Menurut dia, jumlah pengungsi yang paling besar ada di Kecamatan Batee sebanyak 7.475 jiwa, selanjutnya kecamatan Padang Tiji (2.069 jiwa), Kecamatan Pidie (1.230 jiwa) dan Kecamatan Muara Tiga (43 jiwa). Banjir juga menyebabkan puluhan rumah rusak berat dan seratusan lainnya rusak ringan.
Pendataan sementara yang telah dilakukan, ada sebanyak 10 rumah yang hancur di Kecamatan Muara Tiga dan 3 rumah hancur di Padang Tiji. “Pendataan masih terus dilakukan. Kalau rusak ringan ada seratusan,” ujar Ramli.
Imbas banjir juga menyebabkan ratusan hektar sawah dan lahan pertanian rusak, juga ratusan hektar tambak dilaporkan rusak. Beberapa sekolah juga tergenang air dan muridnya terpaksa diliburkan.
Ramli menambahkan, bantuan masa panik telah disalurkan oleh pemerintah kepada masyarakat di pengungsian. Update terbaru di Kabupaten Pidie, air telah mulai surut dan cuaca mulai cerah. “Kalau hujan lagi, bisa tergenang lagi,” ujarnya.
Salah seorang warga Pidie, Ismail, kepada Tempo mengakui genangan air sudah mulai surut di wilayahnya. “Sebagian masyarakat hari ini membersihkan rumah-rumah yang tergenang,” ujarnya.
Banjir yang terjadi di Pidie akibat hujan deras Rabu kemarin. Debit air yang tinggi menyebabkan sungai-sungai kecil di wilayah tersebut meluap ke pemukiman warga.
ADI WARSIDI