TEMPO.CO, Jakarta - Meski tak menghadiri acara penjaringan calon Gubernur DKI Jakarta yang digelar Partai Gerindra pada Rabu, 27 Januari 2016, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan bukan berarti menampik tawaran tersebut.
Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan sedang menjaring aspirasi warga Bandung terkait dengan keputusannya apakah maju atau tidak dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017. "Kalau saya datang, seolah-olah sudah menyetujui pencalonan gubernur," katanya di Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Kamis, 28 Januari 2016.
Ridwan mengatakan sedang mendengarkan berbagai aspirasi yang ditujukan kepadanya. Pada suatu saat nanti, ia bakal memutuskan bertarung dalam pilkada DKI Jakarta atau tetap menjadi Wali Kota Bandung.
Selambat-lambatnya, dalam enam bulan ke depan, ia bakal memberi keputusan apakah pindah ke Jakarta atau tetap di Bandung. Dia mengatakan masih menganalisis kemungkinan untuk tetap menjadi wali kota atau maju bertarung memperebutkan jabatan Gubernur Jakarta.
BACA: Pilkada DKI Jakarta
Hingga saat ini, kata Ridwan, banyak warga Kota Bandung yang memintanya tetap memimpin Bandung. "Banyak curhatan warga Bandung yang tidak mau ditinggalin." Karena itu, kata Ridwan, ia tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan survei yang digelar Centre for Strategic and International Studies (CSIS), sebagian besar warga Jakarta merekomendasikan agar Partai Gerakan Indonesia Raya mengajukan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. "Ada 57 persen responden yang memilih Ridwan Kamil sebagai calon yang paling cocok diusung Gerindra," kata peneliti dari CSIS, Arya Fernandes, di Jakarta, Senin, 25 Januari 2016.
Ridwan Kamil sudah bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakri. Ia juga mengaku sudah berkomunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera.
Dalam penjaringan Rabu lalu, lima orang sudah menyatakan akan maju dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta melalui Partai Gerindra. Kelimanya adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Sandiaga Uno, Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani, Biem Benyamin, Mohamad Sanusi, dan Mohammad Taufik.
AVIT HIDAYAT