TEMPO.CO, Johor Bahru - Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Johor Bahru, Malaysia, menjelaskan sudah 23 jenazah warga Indonesia korban kapal tenggelam di perairan Johor diketemukan. "Sudah ada 23 jenazah yang diketemukan," kata Marsianda, pelaksana fungsi Konsuler 1 KJRI Johor Bahru, Malaysia, dalam pesan pendeknya kepada Tempo, Kamis, 28 Januari 2016.
Selain itu, ia melanjutkan, satu jenazah sudah dipulangkan, yakni Agus Susanto. Hari ini direncanakan dua jenazah dipulangkan.
Baca: 13 Jenazah WNI Tenggelam di Johor, Malaysia, Telah Divisum
Dari proses identifikasi hari ini, ada dua jenazah sudah diketahui identitasnya, yakni Murti dan Tasminah. "Jika semua berjalan lancar akan kami pulangkan hari ini," ujar Marsianda.
Dalam pernyataan pers KJRI Johor Bahru kemarin, 27 Januari 2016, disebutkan otoritas Malaysia kembali menemukan sembilan jenazah korban kapal tenggelam di Pantai Tanjung Kelise, Bandar Penawar, Kota Tinggi, Johor, Malaysia, 26 Januari 2016. Sembilan jenazah itu langsung dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Kota Tinggi untuk divisum.
Proses identifikasi terhadap 13 korban pertama yang ditemukan terus berlangsung. Identifikasi dilakukan langsung oleh keluarga yang berada di Malaysia didampingi tim satgas Perlindungan WNI KJRI Johor Bahru.
Upaya identifikasi korban akan terus dilanjutkan. Diharapkan, keluarga yang merasa kehilangan atau menduga anggota keluarga menjadi korban dapat menghubungi Posko KJRI Johor Bahru pada nomor telpon sebagai berikut: Marsianda (hp +60177301424), Dewi (+60167901164), Wino (+60103665506).
"Dalam kejadian ini juga telah ditemukan sejumlah dokumen berupa paspor Indonesia, KTP, SIM Indonesia dan Malaysia, I-Kad," ujar KBRI dalam pernyataan persnya.
Otoritas berwenang Malaysia masih terus memantau apabila ada korban lain di sekitar lokasi kejadian. Wilayah Johor merupakan salah satu pintu keluar-masuk bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan bekerja di Malaysia, baik secara legal maupun ilegal.
Kasus kapal karam atau tenggelam yang membawa WNI ilegal telah beberapa kali terjadi di wilayah perairan Johor. Sangat sulit mengetahui jumlah korban karena kapal yang membawa WNI ilegal tidak memiliki manifes perjalanan.
MARIA RITA