TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan, memasuki Februari 2016, Riau di bagian pesisir diprediksi bakal mengalami musim kemarau. Pemerintah Riau diminta waspada sejak awal terhadap bencana kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap.
“Kemarau akan terjadi di wilayah pesisir, seperti Dumai, Meranti, Bengkalis, dan Rokan Hilir,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Slamet Riyadi kepada Tempo seusai rapat koordinasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di kantor Gubernur Riau, Rabu, 27 Januari 2016.
Meski demikian, ucap Slamet, kemarau yang terjadi tidak akan panjang seperti tahun sebelumnya. Diperkirakan akan terjadi La Nina atau kemarau basah hingga pertengahan Maret 2016. “Meski kemarau, tetap akan ada hujan,” ucapnya.
Selanjutnya, Maret-Juli 2016 diperkirakan akan terjadi musim hujan. Juli-Desember 2016 kembali musim kemarau. Akibat La Nina, musim kemarau tahun ini cenderung basah. Meski demikian, risiko kebakaran hutan dan lahan tetap ada, terutama di wilayah pesisir. “Risiko kebakaran hutan tetap ada, tapi tidak semasif tahun lalu,” ujarnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampanglie mendesak pemerintah daerah Riau mencegah kebakaran hutan sejak dini. Willem memberi waktu sepuluh hari ke depan kepada pemerintah daerah untuk menerapkan konsep Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo.
Pemerintah daerah, tutur Willem, mesti membentuk relawan hingga ke tingkat desa, sehingga dapat dengan mudah mendeteksi kemunculan titik api. Setiap daerah dan perusahaan juga diwajibkan membuat sekat kanal di wilayah konsesinya agar gambut tetap basah, sehingga risiko kebakaran lahan dapat ditekan.
Menurut Willem, pengalaman buruk tahun 2015 diharapkan tidak terulang. Kerugian negara mencapai akibat kabut asap tahun lalu mencapai Rp 221 triliun. Belum lagi kerugian kesehatan yang dirasakan masyarakat korban asap. Willem menekankan, selain aksi pencegahan itu, aparat penegak hukum diminta lebih tegas kepada pembakar lahan agar memberikan efek jera, baik perusahaan maupun perorangan. “Pemerintah Riau harus bekerja keras dalam menekan kebakaran lahan. Jangan sampai berasap lagi,” ujarnya.
RIYAN NOFITRA