TEMPO.CO, Malang - Lembaga Pemasyarakatan Wanita Sukun, Malang, melatih para narapidana berbahasa Inggris. Ada 50 narapidana dari total 345 narapidana yang kursus bahasa Inggris. Rata-rata berusia muda, sekitar 30 tahun, tapi ada pula yang berusia lanjut.
"Mereka daftar sendiri, tak dipaksa," kata Kepala LP Wanita Sukun Ngatirah pada Rabu, 27 Januari 2016. Peserta tertua berusia 70 tahun. Mereka rata-rata kursus bahasa Inggris agar lancar berbahasa internasional setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan. Kursus bahasa Inggris dilangsungkan sepekan dua kali.
Mereka duduk melingkar di aula LP Wanita Sukun, tekun menyimak, dan menirukan ucapan sejumlah kata dalam bahasa Inggris. Kursus bahasa Inggris di LP Wanita Sukun bekerja sama dengan Desa Inggris, sebuah lembaga kursus bahasa Inggris gratis di Singosari, Kabupaten Malang. Pelajaran diberikan gratis, khusus bagi kaum miskin.
"Targetnya mereka bisa berbahasa Inggris meski dari teknik dasar," kata pengelola Desa Inggris, Avin Nadhir. Cara belajar dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Mereka menonton drama Ande-Ande Lumut dalam bahasa Inggris. Peserta duduk melingkar dibagi dalam tiga kelompok.
Setiap kelompok dipandu seorang pengajar. Mereka belajar dari memperkenalkan diri dan menyapa orang lain dalam bahasa Inggris. Idealnya, kata Avin, kursus dilangsungkan selama setahun. "Kami lihat dulu perkembangannya," ujar Avin.
Salah seorang narapidana, Ana Ayu Pertiwi, berharap bisa lancar berbahasa Inggris. Selepas ke luar LP, dia akan memulai usaha salon kecantikan. "Bahasa Inggris untuk menunjang usaha salon," ujar Ana.
Dia berharap bisa bersaing menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dia pernah belajar bahasa Inggris lima tahun lalu saat mengenyam pendidikan SMA. Ana mengaku senang bisa kembali belajar bahasa Inggris secara cuma-cuma.