TEMPO.CO, Surabaya - Suharijono, warga yang tinggal di Kompleks TNI AL, Kenjeran, Surabaya, menceritakan kisah kepulangan anaknya, Erri Indra Kausar, yang bergabung dengan Gafatar setelah menghilang sejak Agustus 2015. Putranya pulang secara mengejutkan pada Senin dinihari, 25 Januari 2016.
Awalnya, kata Suharijono, sekitar pukul 02.30, dia bersama keluarganya sedang terlelap tidur. Namun tiba-tiba terdengar bel dan ketuk pintu. Mereka pun tak menghiraukan bel dan ketuk pintu itu karena sudah larut malam. (Baca: Soal Fatwa Sesat, Mantan Ketua Umum Gafatar: Kami Tak Percaya MUI)
Tiba-tiba telepon seluler istri Suharijono itu berdering karena ada yang telepon. Panggilan pertama tidak dihiraukan sehingga nomor yang sama telepon lagi. Panggilan kedua diangkat oleh istri Suharijono karena disuruhnya. “Angkat teleponnya itu, barangkali ada yang penting,” ujar Suharijono kepada istrinya saat itu.
Setelah telepon diterima, terdengar suara Erri yang meminta dibukakan pintu rumah. Sang ibu langsung membuka pintu. Tak disangka, ternyata Erri sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Sang ibu langsung memeluk tubuh Erri. "Istri saya langsung peluk saat itu, kami senang dia pulang,” ujarnya.
Suharijono yang langsung menyusul ke luar kamar terpaku. Ia tidak menangis. Juga tak berkata-kata. Erri sempat salah paham melihat ayahnya. "Dia tanya, Bapak marah karena cari saya ke mana-mana?” kata Suharijono menirukan pertanyaan Erri. “Saya jawab ngapain harus marah, kamu itu anak saya.” jawab Suharijono kepada Erri. (Baca kisah perjuangan sang ayah mencari Erri: Bak Detektif, Melacak Mahasiswa Surabaya yang Gabung Gafatar)
Menurut Suharijono, seluruh keluarganya sangat senang dengan Erri akhirnya pulang ke rumah. Bahkan, saking senangnya, orang tuanya mengobrol dengan Erri hingga subuh. “Saat itu, saya langsung beri teh dan ngobrol sampai subuh,” ucapnya.
Suharijono mengaku berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mencari anaknya."Pokoknya terima kasih kepada semuanya yang telah membantu mencarinya. Semoga Tuhan yang membalasnya,” ujarnya dengan nada riang. (Baca: Kenapa Gafatar Memilih Kalimantan, Ini Pengakuan Ketua Umum)
MOHAMMAD SYARRAFAH