TEMPO.CO, Sleman - Identifikasi anggota eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Daerah Istimewa Yogyakarta baru 20 persen. Mereka yang diidentifikasi oleh polisi itu masih berada di asrama haji Donohudan Boyolali. Jumlah total anggota eks organisasi itu mencapai 338 orang.
"Baru 20 persennya yang bisa diidentifikasi. Sebelum mereka dikirim ke Youth Center Sleman harus sudah tuntas," kata Komisaris Besar Hudit Wahyudi, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 26 Januari 2016.
Identifikasi itu tidak hanya berdasarkan kartu tanda penduduk yang mereka punyai. Tetapi juga difoto dan diambil sidik jari mereka. Identifikasi komplit itu untuk catatan dan dokumen kepolisian.
Mereka, para pengikut eks Gafatar itu akan dijemput dengan 7 bus sewaan dan dikawal oleh polisi dan tentara. Rencananya, mereka akan dijemput pada Jumat, 29 Januari 2016 pagi hari. Sebab, mereka Di karantina di asrama itu dan diberikan pengarahan serta deradikalisasi.
Dari ratusan eks Gafatar, hanya ada 6 orang yang identik dengan orang-orang yang dilaporkan hilang oleh keluarga. Hingga Selasa, 26 Januari ini, sudah ada 104 orang yang dilaporkan keluarga karena hilang kontak dan diduga ikut eksodus ke Kalimantan mengikuti organisasi itu.
Meskipun sudah jelas enam orang itu adalah yang dilaporkan hilang oleh keluarga, namun polisi tidak membedakan perlakukan. Mereka akan tetap bersama rombongan eks Gafatar itu akan dibawa ke Youth Center Sleman. "Ini sambil penyelidikan. Jika terbukti ada penistaan agama atau melanggar hukum maka akan ada tindakan hukum," kata Hudit.
Namun, untuk saat ini hanya tindakan kepolisian berupa tindak kemanusiaan dengan mendata dan menjaga mereka. Juga upaya pembinaan mereka yang dilakukan secara terpadu dengan instansi terkait.
Dalam pendataan, kata Hudit, mereka yang sudah berada di Donohudan itu bersikap tertutup. Apalagi soal ideologi, tetapi untuk data lain mereka kooperatif. "Memang belum semua teridentifikasi lengkap karena banyak. Tetapi selalu ada progres," kata dia.
Soal keterkaitan mereka dengan Gafatar, Hudit menyatakan, mereka sangat tertutup. Tidak ada yang mengaku bahwa mereka ikut dalam gerakan itu. Namun, polisi masih melakukan penyelidikan meskipun belum ada alat bukti yang cukup untuk mengarah ke tindakan hukum.
"Sejauh ini tindakan kami masih tindakan kemanusiaan," kata dia.
MUH SYAIFULLAH