TEMPO.CO, Probolinggo - Kepala Pengelolaan Wilayah I Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) Sarmin mengatakan lontaran lava pijar mulai sering teramati sejak Senin malam kemarin. Situasi ini mulai menarik wisatawan untuk menikmati fenomena langka erupsi Bromo dari radius aman.
"Sejak tadi malam, lontaran lava pijar sudah sering terlihat," ujar Sarmin saat dihubungi, Selasa, 26 Januari 2016. Pemandangan ini bisa dinikmati wisatawan dari radius aman, yakni 3 kilometer dari kawah aktif Bromo.
Radius ini berada di pinggir kaldera Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. "Sudah ada wisatawan yang menikmati pemandangan ini tadi malam," ucap Sarmin.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaluddin menuturkan dampak erupsi Bromo sangat dirasakan industri pariwisata di kawasan Bromo. "Semuanya terdampak, mulai hotel sepi hingga banyak warung makan yang tutup," kata Digdoyo. Dari 14 hotel di kawasan Bromo, setiap hotel hanya dua-tiga kamar dihuni setiap hari. Ini terjadi pascaerupsi Bromo.
Tentang lontaran lava pijar yang terjadi pada Gunung Bromo, ucap Digdoyo, menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu wisatawan. Sepinya kawasan Bromo, menurut Digdoyo, lantaran ada anggapan seluruh akses ditutup. "Hanya kaldera Bromo yang ditutup," ucapnya. Banyak lokasi yang masih diperbolehkan dikunjungi selain kaldera dan kawah Bromo.
Berdasarkan informasi Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Senin malam kemarin mulai pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, secara visual, teramati dengan jelas sinar api dari kawah Bromo. Teramati pula lontaran lava pijar dengan radius berkisar 100 meter dari puncak. Hujan abu tipis pun mengguyur kawasan Tengger.
Sedangkan secara kegempaan, tremor terjadi terus-menerus dengan amplitudo maksimum 3-36 milimeter dominan 17 milimeter. Sedangkan berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Bromo, Selasa pagi ini, pengamatan mulai dinihari tadi hingga pukul 06.00 WIB menunjukkan sinar api dengan jelas dari kawah Bromo. Teramati pula lontaran lava pijar dengan radius berkisar 100 meter dari puncak kawah. Hujan abu tipis pun mengguyur kawasan Bromo pada Selasa pagi ini.
Sedangkan secara kegempaan, tremor masih terus-menerus terjadi dengan amplitudo maksimum 3-36 milimeter dominan 13 milimeter. Suara gemuruh dan dentuman kuat terus terdengar sejak 12 jam terakhir hingga Selasa pagi ini. Kendati demikian, status aktivitas Bromo masih tetap di level III atau siaga.
DAVID PRIYASIDHARTA