TEMPO.CO, Depok - Universitas Indonesia memberikan solusi kepada 32 mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya, yang terancam batal diluluskan karena tidak mengambil mata kuliah wajib Perkembangan Sastra Arab, yang belum diselesaikan pada semester tiga.
Fitri Amaliyah, 21 tahun, mahasiswa semester VII jurusan Sastra Arab FIB UI, mengatakan, setelah dilaksanakan audiensi antara mahasiswa Sastra Arab UI dan rektorat UI terkait dengan masalah kelulusan 32 mahasiswa Sastra Arab UI, mahasiswa diberikan jawaban agar bisa diluluskan bulan ini. "Ada tiga poin yang mahasiswa setujui agar bisa lulus," kata Fitri, Selasa, 26 Januari 2016. Baca: Terancam Tak Lulus, 32 Mahasiswa Sastra Arab UI Gugat Kampus
Agar bisa lulus, kata dia, rektorat memberikan persyaratan bagi 32 mahasiswa Sastra Arab yang bersangkutan diwajibkan untuk menuntaskan mata kuliah Perkembangan Sastra Arab dengan membuat makalah yang wajib dikumpulkan pada hari Jumat pekan ini. Adapun status kelulusan 32 mahasiswa tersebut akan diumumkan secepatnya setelah mahasiswa mengumpulkan makalah tersebut.
"Mahasiswa Sastra Arab UI angkatan 2012 lainnya diwajibkan mengambil mata kuliah Perkembangan Sastra Arab di semester genap ini," ujarnya.
Kebijakan ini dianggap sebagai solusi tepat yang dikeluarkan oleh Wakil Rektor 1 UI. Nantinya, makalah yang dibuat mahasiswa itulah yang menentukan lulus atau tidaknya 32 mahasiswa Sastra Arab. "Kami semua akan mengerjakan tugas ini dengan baik dan benar supaya lulus semua. Menurut kami ini adalah keputusan paling bijak untuk masalah ini," ujarnya. Baca: UI Diduga Teledor, 32 Mahasiswa Sastra Arab Bisa Batal Lulus
Awal mula 32 orang mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia terancam batal diluluskan karena mereka dianggap belum menyelesaikan mata kuliah wajib. Ketua BEM FIB UI Muhammad Agus Fuat mengatakan mahasiswa terancam tidak lulus karena mereka lupa mengisi mata kuliah PSA. Sebab, program studi tidak pernah membuka mata kuliah yang dimaksud pada semester tiga bagi angkatan 2012. "Jadi kami tidak ada yang mengisi. Sebab, di sistem akademik tidak ada," ucapnya.
Selain itu, mahasiswa menyayangkan pihak program studi yang tidak menginstruksikan untuk mengisi mata kuliah itu. Bahkan kejadian ini dibiarkan sampai sekarang. "Sampai H-1 penentuan kelulusan pada 15 Januari kemarin juga tidak ada," ucapnya.
Yang disayangkan, kata Agus, 32 mahasiswa diminta mengambil mata kuliah tersebut pada semester depan dan membatalkan kelulusan mereka. Ia menjelaskan program studi Arab UI sebenarnya memiliki buku pedoman sarjana sebagai patokan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah, tapi pada prakteknya buku ini tidak pernah dipakai menjadi pedoman karena perubahan kurikulum.
Ia menuturkan dari 32 mahasiswa, 7 di antaranya sudah skripsi dan sidang. Bahkan sudah dinyatakan lulus, sedangkan 25 mahasiswa lainnya sudah bisa lulus karena sudah menyelesaikan 144 SKS, sebagai syarat kelulusan. "Memang bisa tanpa skripsi lulus. Tapi, karena ada mata kuliah wajib itu, kami bisa tidak diluluskan," ujarnya.
IMAM HAMDI