TEMPO.CO, Nusa Dua - Pemerintah akan membangun 582 kampung Keluarga Berencana (KB) di seluruh pelosok Indonesia tahun ini. "Khususnya di kawasan terpencil terdepan," kata Menteri Koordinator Pengembangan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada pembukaan acara International Conference Family Planning 2016 di Nusa Dua Bali, Senin, 25 Januari 2016.
Di kampung itu, kata Puan, pemerintah akan mendidik masyarakat, khususnya wanita, untuk meningkatkan pendidikan formal serta pendidikan informalnya. Diharapkan dengan peningkatan pendidikan itu, perempuan bisa menentukan masa depannya sendiri kapan akan menikah atau kapan ingin memiliki anak. "Capacity building seseorang ini yang perlu dikembangkan," katanya.
Menurut Puan, secara fisik dan mental, perempuan bisa menikah pada setidaknya pada umur 18 tahun. Sayangnya, selama ini masih banyak wanita yang dipaksa menikah muda, yang akibatnya berdampak pada kesehatan si ibu dan bayi.
Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan kampung KB ini salah satu upaya pemerintah mendorong partisipasi masyarakat dalam mengembangkan kembali program tersebut. "Pemerintah tengah bekerja keras untuk merevitalisasi program Keluarga Berencana karena tantangan dan tanggung jawab yang dihadapi oleh keluarga Indonesia akan semakin besar," kata Jokowi.
Kampung itu diharapkan bisa mengedukasi masyarakatnya untuk meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang. Menurut data yang diterima Jokowi, hanya sedikit yang menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang. Sebab, penggunaan alat kontrasepsi jangka pendek, seperti pil dan suntik, kerap teledor sehingga angka gagal KB meningkat. "Program kesehatan yang dijalankan pemerintah mencakup biaya KB yang terjangkau atau bahkan gratis untuk pasangan KB,"
Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi pada 2020-2030. Saat itu, penduduk dengan umur produktif sangat besar, sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum begitu banyak.
MITRA TARIGAN