Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Curhat Eks Anggota Gafatar Soal Permukiman Dibakar di Kalimantan

image-gnews
Anak-anak bermain bola di penampungan eks-anggota Gafatar di Panti Sosial Bina Insan Cipayung, Jakarta, 24 Januari 2016. Eks-anggota Gafatar di panti ini akan mendapatkan bimbingan psikologis serta diberikan materi mengenai NKRI dan agama. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Anak-anak bermain bola di penampungan eks-anggota Gafatar di Panti Sosial Bina Insan Cipayung, Jakarta, 24 Januari 2016. Eks-anggota Gafatar di panti ini akan mendapatkan bimbingan psikologis serta diberikan materi mengenai NKRI dan agama. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Iklan

TEMPO.COBojonoegoro - Namanya Axel, 28 hari, bayi laki-laki pasangan Sujarno,34 tahun, dan Mariyatun, 30 tahun. Axel lahir di kampung eks anggota Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar di sebuah tempat di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, 28 Desember 2015.

Ceritanya, Axel lahir dengan bantuan dokter lewat operasi bedah caesar dalam kondisi hiruk-pikuk di perkampungan yang dihuni eks anggota Gafatar.

Warga Kalimantan Barat menolak kehadiran para pendatang yang sebagian berasal dari Pulau Jawa itu. Mereka membuka lahan hutan, kemudian bercocok tanam. Dalam situasi yang memanas itu, Mariyatun hendak melahirkan. Dalam situasi yang serba terbatas, Mariyatun dan suaminya meminta petugas kesehatan membantu proses persalinan. Ketika itu, kondisi ibu satu anak ini tidak memungkinkan melahirkan normal.

Kemudian datang bantuan medis yang menawari wanita asal Dusun Taji, Desa Sukorejo, Kecamatan Tambakrejo—sekitar 40 kilometer dari Kota Bojonegoro—untuk mendapatkan bantuan bedah caesar. Operasi berhasil dengan lancar dan bayi laki-laki berambut hitam lebat dengan kulit sawo matang itu lahir sehat.

Belum genap satu pekan, orang tuanya memberinya dengan nama Axel. Nama itu sendiri dipilihnya bersama suaminya, Sujarno, di perkampungan eks anggota Gafatar.”Saya buat sendiri namanya,” ujar Mariyatun kepada Tempo di  Bojonegoro, Senin, 25 Januari 2016.

Baca: Hibur Eks Gafatar, Gus Ipul Tantang Menyanyi Bareng

Namun, setelah lahir, beberapa pekan kemudian, suasana di perkampungan eks anggota Gafatar di Kabupaten Mampawah memanas. Warga di perkampungan menolak keberadaan organisasi Gafatar. Mereka mengusir para pendatang dari tanah Jawa itu, kemudian membakar harta bendanya. Rumah, peralatan elektronik, baju, dan perkakas dapur  hangus dilalap api.

Pada saat itu, bayi Axel bersama kedua orang tua dan kakak perempuannya, Nurul Fatimah, mengungsi di tempat penampungan milik pemerintah Kabupaten Mempawah dan pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Selama beberapa hari, terhitung sejak pembakaran, bayi yang usianya belum genap satu bulan itu diajak ke sana-kemari oleh orang tuanya. “Saya bersyukur bayi saya tetap sehat,” kata Mariyatun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal selama hidup di penampungan bersama ratusan eks anggota Gafatar, keluarga Sujarno hidup terbatas. Kalau soal makanan, tentu bisa tercukupi. Namun cuaca musim hujan dan warga kampung yang menolak kehadiran organisasi ini jadi tekanan hidup keluarga tersebut. Berada di perantauan dengan cita-cita hidup bertani dan menjadi anggota Gafatar pelan-pelan berubah jadi petaka. ”Saya belajar bertani dan jadi anggota Gafatar atas kemauan sendiri,” ujar Sujarno bersama istri dan anak bayinya kepada Tempo di Bojonegoro, Senin, 25 Januari 2016.

Baca: Dipulangkan ke Madiun, Pengikut Gafatar Bingung Soal Pekerjaan

Kemudian, tawaran dari pemerintah pusat yang mengkoordinasi kepulangan eks anggota Gafatar datang. Dalam kondisi serba tidak pasti, eks Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Gafatar Bojonegoro ini menyambut ajakan untuk balik kampung. Akhirnya, dia bersama lebih dari 370 eks anggota Gafatar pulang menaiki kapal dari pelabuhan di Pontianak, Kalimantan Barat, menuju Tanjung Perak, Surabaya, Jumat, 22 Januari 2016. Akhirnya, setelah merantau lebih dari empat bulan, Sujarno dan keluarganya kembali ke kampung halaman.

Yang menarik, selama berada di penampungan dan perjalanan jauh dari Kalimantan Barat ke Surabaya, bayi Axel dalam kondisi sehat. Axel jarang menangis dan kondisi tubuhnya juga tidak panas. “Bayi ini bisa jadi pengingat hidup,” ujar Mariyatun, istri Sujarno.

Baca: Eks-Gafatar: Dipulangkan ke Kampung Bukan Solusi

Camat Tambakrejo Ngasiaji mengatakan akan berupaya membantu sosialisasi terhadap keluarga eks anggota Gafatar agar bisa diterima kembali di masyarakat. Awalnya dimulai dengan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk bisa terus memberi nasihat kepada warga eks anggota Gafatar. “Ya, pasti tetap kami pantau,” ujarnya di Bojonegoro, Senin, 25 Januari 2016. Dia menyebut ada bantuan berupa pasokan kebutuhan makanan pokok, juga bantuan kesehatan, terutama untuk bayinya, serta uang tunai dari pemerintah.”Mereka juga tetap warga saya."

SUJATMIKO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

17 hari lalu

Peserta mendaki puncak Rosablanche selama perlombaan Glacier Patrol ke-21 di pegunungan antara Zermatt dan Verbier, Swis, 18 April 2018. Perlombaan ini pertama kali diselenggarakan pada April 1943 dan hanya diikuti peserta militer. AP/Jean- Christophe Bott
Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.


Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

30 hari lalu

Petugas Badan Pengawas Pemilu daerah memeriksa kotak suara di kantor RW 04 di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Selasa, 13 Februari 2024. Pendistribusian logistik pemilu itu diangkut menggunakan truk pengangkut (dump truck) dari gudang logistik dengan pengawalan ketat petugas gabungan. PPSU diperbantukan untuk mengangkut logistik tersebut dari gudang logistik untuk dibawa ke kantor RW maupun langsung ke TPS-TPS. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

Bawaslu menyebut petugas pengawas Pemilu asal Papua Tengah itu dilaporkan hilang sejak 11 Februari lalu.


Tanggal 3 Februari Hari Apa? Ada Perayaan Hari Cincin Pernikahan

54 hari lalu

Tanggal 3 Februari hari apa? Hari ini diperingati sebagai hari cincin pernikahan, hari orang hilang, hingga hari perawan suyapa.  Foto: Canva
Tanggal 3 Februari Hari Apa? Ada Perayaan Hari Cincin Pernikahan

Tanggal 3 Februari hari apa? Hari ini diperingati sebagai hari cincin pernikahan, hari orang hilang, hingga hari perawan suyapa.


Akun X Aksi Kamisan Mendadak Hilang

17 Januari 2024

Kumpulan foto korban hukuman mati di Jl. Silang Monas Barat Laut, Jakarta, 12 Oktober 2023. Aksi kamisan yang di lakukan setiap hari kamis kali ini menyungsung banyak kejadian dan menyuarakan ketidakadilan yang dirasakan masyarakat mulai dari memperingati hari menentang hukuman mati yang dimana Peringatan ini menjadi momentum penting untuk terus mendorong penghapusan hukuman yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat manusia, hingga konflik sengketa lahan di Dago Elos yang dimana proses sertifikat lahan mandek sejak tahun 1988 dan pengadilan memenangkan tiga bersaudara Muller (Heri Hermawan Muller, Dodi Rustendi Muller, dan Pipin Sandepi Muller) serta sebuah perusahaan bernama PT. Dago Inti Graha yang diduga melakukan pemalsuan dokumen penetapan ahli waris (PAW). TEMPO/Magang/Joseph.
Akun X Aksi Kamisan Mendadak Hilang

KontraS menyampaikan bahwa pihaknya sedang berusaha untuk memulihkan akun X Aksi Kamisan @aksikamisan.


Kebun Binatang Ragunan Ramai di Libur Akhir Tahun, Pusat Informasi Sibuk Umumkan Orang Hilang

1 Januari 2024

Sejumlah pengunjung memadati Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, 24 Desember 2023. Taman Margasatwa Ragunan di padati pengunjung yang memanfaatkan libur Natal dan Tahun Baru yang bersamaan dengan liburan sekolah. TEMPO/Fajar Januarta
Kebun Binatang Ragunan Ramai di Libur Akhir Tahun, Pusat Informasi Sibuk Umumkan Orang Hilang

Hampir 60 ribu pengunjung datang ke Kebun BInatang Ragunan pada hari terakhir 2023, namun puncak kunjungan diperkirakan terjadi hari ini.


Polsek Duren Sawit Belum Terima Laporan Orang Hilang Perihal Temuan Mayat di Kalimalang

5 Desember 2023

Ilustrasi mayat. Pakistantoday.com
Polsek Duren Sawit Belum Terima Laporan Orang Hilang Perihal Temuan Mayat di Kalimalang

Kapolsek Duren Sawit mengatakan mayat di Kalimalang telah dievakuasi ke RSCM untuk pengecekan identitas.


Upaya Identifikasi Tengkorak Manusia di Duren Sawit, Polisi Terima Laporan Orang Hilang Pertama

27 November 2023

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dari Polres Jakarta Timur mengindentifikasi penemuan tengkorak manusia di selokan di Jalan Radin Inten II Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 23 Oktober 2023. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
Upaya Identifikasi Tengkorak Manusia di Duren Sawit, Polisi Terima Laporan Orang Hilang Pertama

Temuan mayat manusia tinggal tengkorak dan beberapa tulang itu sudah terjadi sejak 23 Oktober lalu.


Penemuan Mayat di Kali Angke, Korban Diduga Tewas Bunuh Diri Setelah Pergi Meninggalkan Rumah 3 Hari

15 November 2023

Ilustrasi mayat. Pakistantoday.com
Penemuan Mayat di Kali Angke, Korban Diduga Tewas Bunuh Diri Setelah Pergi Meninggalkan Rumah 3 Hari

Sebelum mayat korban ditemukan mengambang di Kali Angke, keluarga korban sempat melaporkan SB sebagai orang hilang.


Masih Misteri, Nasib Tengkorak Manusia di Selokan Duren Sawit Diputuskan 3-6 Bulan Lagi

6 November 2023

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dari Polres Jakarta Timur mengindentifikasi penemuan tengkorak manusia di selokan di Jalan Radin Inten II Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 23 Oktober 2023. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
Masih Misteri, Nasib Tengkorak Manusia di Selokan Duren Sawit Diputuskan 3-6 Bulan Lagi

Identitas tengkorak manusia yang ditemukan di selokan Duren Sawit, Jakarta Timur masih misteri. Nasib tengkorak itu ditentukan 3-6 bulan lagi.


Penemuan Tengkorak di Duren Sawit, Polisi: Belum Ada Laporan Orang Hilang

30 Oktober 2023

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dari Polres Jakarta Timur mengindentifikasi penemuan tengkorak manusia di selokan di Jalan Radin Inten II Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 23 Oktober 2023. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
Penemuan Tengkorak di Duren Sawit, Polisi: Belum Ada Laporan Orang Hilang

Belum ada laporan orang hilang sejak penemuan tengkorak dan tulang manusia di selokan di Kecamatan Duren Sawit pada Senin lalu.