TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia kembali menangkap seorang pria yang diduga terkait dengan teror bom Thamrin pada Kamis, 14 Januari. Terduga teroris berinisial R ini diduga bagian dari kelompok Santoso, pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang sedang diburu di Poso, Sulawesi Tengah. "Ditangkap di Bekasi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Suharsono di kantornya, Senin, 25 Januari 2016.
Suharsono mengatakan anggota kelompok Santoso tersebut diduga kuat sebagai pemasok logistik. Namun Suharsono enggan menyebut detail peran yang dimaksud.
Kepolisian, kata dia, saat ini masih melakukan pemeriksaan intensif. Pemeriksaan dilakukan untuk mencari tahu perannya sebagai pemasok logistik bahan peledak, informasi, makanan, atau bahkan senjata api.
Menurut Suharsono, R ditangkap di Bekasi pada Jumat, 22 Januari. Polisi saat ini juga masih mendalami keterkaitan R dengan aksi teror Bom Thamrin. "Kami terus menyelidiki kaitan orang ini dengan teror Thamrin," ujarnya.
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dan pasukan gabungan telah menangkap tiga orang di kawasan pegunungan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Satu di antaranya tewas tertembak, sementara dua lainnya masih diperiksa oleh Kepolisian.
Total, saksi-saksi yang diperiksa terkait dengan teror Thamrin mencapai 19 orang. Enam di antaranya telah dinyatakan terlibat langsung dengan teror. Sedangkan dua diindikasi terlibat tak langsung dan sisanya masih diperiksa keterlibatannya.
AVIT HIDAYAT